Terkuaknya Jaringan JI Saat Otak Penyerangan Doa Nikah di Solo Ditangkap

Kaleidoskop 2020

Terkuaknya Jaringan JI Saat Otak Penyerangan Doa Nikah di Solo Ditangkap

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Kamis, 31 Des 2020 20:20 WIB
Polisi kembali tangkap dua pelaku terkait penyerangan acara doa jelang pernikahan putri Habib Umar Assegaf di Solo. Salah satunya merupakan otak dari aksi itu.
Dalang Aksi Penyerangan Doa Nikah di Solo yang Dibekuk Polisi (Foto: Agung Mardika)
Solo -

Kasus penyerangan acara doa jelang pernikahan putri Habib Umar Assegaf di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo menjadi sorotan di tahun 2020. Ada jaringan Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan Para Wijayanto di Jepara saat penangkapan otak penyerangan pada 8 Agustus 2020 lalu.

Peristiwa bermula saat sejumlah tersangka menganggap kegiatan rangkaian acara pernikahan itu sebagai kegiatan aliran keagamaan lain. Polisi menyebut otak pelaku menghasut massa melalui grup WhatsApp.

Massa lalu datang dan menyerang acara doa menjelang pernikahan anak Habib Umar Assegaf pada waktu magrib. Tiga orang terluka dan sejumlah kendaraan rusak dalam kejadian ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang korban di antaranya ialah Habib Umar Assegaf. Dia sempat dirawat di rumah sakit sehingga batal menjadi wali nikah putrinya yang digelar pada Minggu (9/8).

Hingga hampir dua bulan, polisi terus mengejar para pelaku hingga mendapatkan 12 tersangka. Peran mereka antara lain menghasut hingga melakukan penyerangan.

ADVERTISEMENT

"Hingga saat ini ada 12 orang yang sudah kita tangkap dan kita tetapkan sebagai tersangka. Masih ada beberapa orang yang masih dalam pengejaran," kata Kapolresta Solo, Kombes Ade Safri Simanjuntak saat dijumpai di Mapolresta Solo, Kamis (31/12/2020).

Menurutnya, berkas kasus sudah dilimpahkan kepada kejaksaan. Bahkan para pelaku sudah masuk tahap persidangan.

"Berkas sudah P21, tersangka dan barang bukti sudah kita serahkan ke jaksa penuntut umum. Saat ini sudah proses persidangan di PN Semarang," ujar dia.

Adapun barang bukti yang disita kepolisian antara lain dua bambu, batu dengan beberapa ukuran, tiang bendera besi, sepeda motor, ponsel, mobil hingga sebo.

Pada awal akhir September 2020 polisi akhirnya menangkap otak penyerangan doa nikah di Solo itu. Otak penyerangan aksi intoleran itu berinisial R yang ditemukan Densus 88 Antiteror saat menangkap terduga jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan Para Wijayanto di Jepara.

R ditangkap pada Rabu (30/9) di sebuah rumah di Jepara. Saat penangkapan terduga teroris itu, baru diketahui R masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) aksi penyerangan di Solo.

Selanjutnya...

"Memang yang bersangkutan (R) ditangkap di rumah salah satu terduga teroris saat ada upaya paksa penangkapan oleh Densus 88," kata Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak saat rilis kasus di Mapolresta Solo, Manahan, Kamis (1/10) lalu.

Polisi mengaku tidak tahu kaitan R dengan jaringan teroris. Sebab, kasus tersebut ditangani oleh Densus 88. Sementara dalam kasus penyerangan di rumah Habib Assegaf, R merupakan orang yang menyurvei lokasi.

Saat mendatangi lokasi, R juga sempat menemui ketua RT setempat untuk memastikan acara itu dibubarkan.

Polisi kembali tangkap dua pelaku terkait penyerangan acara doa jelang pernikahan putri Habib Umar Assegaf di Solo. Salah satunya merupakan otak dari aksi itu.Polisi kembali tangkap dua pelaku terkait penyerangan acara doa jelang pernikahan putri Habib Umar Assegaf di Solo. Salah satunya merupakan otak dari aksi itu. Foto: Agung Mardika

Kemudian dia mengabarkan kepada teman-temannya. Akibatnya massa berdatangan dan terjadilah aksi yang menyebabkan tiga orang mengalami luka-luka.

"Peran R adalah yang pertama kali melakukan survei kegiatan yang akan dibubarkan massa. Dia menginformasikan kepada teman-temannya lewat WA grup," kata Ade Safri kala itu.

Atas perbuatannya R dijerat dengan Pasal 160 KUHP, kemudian tersangka lainnya dijerat Pasal 170 KUHP, dan 335 KUHP.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads