Kompleks vila di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, disebut digunakan sebagai tempat latihan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Sejak pandemi virus Corona atau COVID-19, vila itu sepi penyewa.
"Jadi sejak pandemi Corona nyaris tak ada yang menyewa. Paling banyak sebulan ada satu penyewa saja," ujar salah satu pekerja renovasi vila, Siyarto, ditemui detikcom di lokasi, Senin (28/12/2020).
Di kompleks itu terdapat delapan vila di kawasan RT 01/RW 05 Dusun Gintungan, Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Menurut Siyarto, renovasi dimulai sejak tiga bulan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga bulan ini direnovasi karena banyak yang jebol atapnya. Serta renovasi lainnya untuk mempercantik," jelasnya.
Vila tersebut memiliki sistem sewa dan jual. Dari delapan vila yang ada, ada dua yang sudah terjual.
"Delapan Vila ini milik dulunya satu orang. Lalu dua vila sudah terjual, sisa enam vila yang menggunakan sistem sewa dan jual," ujarnya.
Setiap vila memiliki harga sewa yang sama, yakni Rp 800 ribu per malam. Setiap vila memiliki tiga kamar mandi dan tiga kamar tidur.
Vila itu juga memiliki fasilitas air minum, kompor, dan air panas untuk mandi. Juga terdapat dua lapangan yang bisa digunakan untuk berkegiatan.
"Per vila bisa muat hingga puluhan orang karena ada dua lantai," paparnya.
Berdasarkan pantauan detikcom, tak ada garis polisi di vila tersebut. Hanya ada beberapa pekerja renovasi yang sedang melakukan renovasi vila.
Keadaan vila relatif sepi. Tak banyak kendaraan bermotor yang melintas di depan kawasan vila. Beberapa vila dalam kondisi bersih, tetapi ada juga yang kotor dan atapnya jebol.
Sementara itu, Ketua RW 05 Gintungan, Rukiman, mengatakan berdasarkan informasi yang ia terima, kelompok teroris JI itu menyewa vila selama beberapa hari. Tetapi masyarakat setempat tak ada yang mengetahui.
"Info yang kami terima cuma sewa dua hari, tapi memang tidak ada yang tahu termasuk penjaga vila," kata Rukiman kepada detikcom di lokasi.
Rukiman mengatakan, penjaga vila hanya melakukan penjagaan di pos depan vila. Penjaga baru masuk ke vila apabila ada komplain dari penyewa.
"Misal ada komplain kok airnya tidak ada, air panasnya tak ada, baru penjaga masuk," jelas dia.
Ia juga menjelaskan, setiap kegiatan keramaian yang ada di vila tersebut dicatat.
"Dulu sebelum pandemi biasanya kegiatan anak-anak sekolah. Lalu pernah event anak punk di vila ini kami catat," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, pusat latihan generasi muda jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) terbongkar. Polri mengungkap keberadaan anggota muda JI yang dilatih untuk ahli tempur hingga merakit bom.
Selanjutnya, penjelasan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono...