Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan adanya penurunan aktivitas seismik Gunung Merapi pada pekan ini. Kendati demikian, BPPTKG menyebut secara keseluruhan aktivitas Merapi masih tinggi.
"Aktivitas Merapi (pada pekan ini) tidak ada kenaikan yang signifikan tapi masih dalam intensitas tinggi untuk aktivitas Merapi," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam jumpa pers virtual, Jumat (18/12/2020).
Hanik menjelaskan berdasarkan periode pengamatan tanggal 11-17 Desember 2020 kegempaan Merapi tercatat sebanyak 217 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.621 kali gempa Fase Banyak (MP), 6 kali gempa Low Frequency (LF), 284 kali gempa Guguran (RF), 303 kali gempa Hembusan (DG) dan 9 kali gempa Tektonik (TT).
"Secara mingguan, data pemantauan seismik menunjukkan sedikit penurunan namun secara umum masih fluktuatif tinggi," jelasnya.
Sebagai perbandingan, data kegempaan Merapi periode 4-10 Desember tercatat kegempaan Merapi sebanyak 232 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.692 kali gempa Fase Banyak (MP), 5 kali gempa Low Frequency (LF), 256 kali gempa Guguran (RF), 209 kali gempa Hembusan (DG) dan 2 kali gempa Tektonik (TT).
Pada periode 27 November-3 Desember kegempaan tercatat 236 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 2.128 kali gempa Fase Banyak (MP), 3 kali gempa Low Frekuensi (LF), 289 kali gempa Guguran (RF), 330 kali gempa Hembusan (DG) dan 11 kali gempa Tektonik (TT).
Hanik menjelaskan, untuk deformasi Merapi tidak mengalami perubahan. Angkanya masih berada pada 9 cm per hari.
"Deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 9 cm per hari," ungkapnya.
Lebih lanjut, Hanik memaparkan saat ini masih terus terjadi guguran di puncak Merapi. Akibatnya, morfologi puncak terus mengalami perubahan. Selain itu, rekahan di dalam dan tebing kawah semakin melebar.
"Saat ini terus terjadi perubahan morfologi puncak karena semakin intensifnya guguran. Rekahan yang ada di dalam dan tebing kawah juga melebar. Namun demikian belum teramati kubah lava baru," jelasnya.
Dalam kurun waktu sepekan ini, BPPTKG mencatat ada satu guguran yang terpantau sejauh 1,5 kilometer. Arahnya ke hulu Kali Senowo, Magelang.
"Guguran teramati dari PGM Babadan, Magelang dengan jarak luncur maksimal sejauh 1,5 km ke arah hulu Kali Senowo di sektor barat laut pada tanggal 14 Desember pukul 08.42 WIB," paparnya.
Kendati ada sedikit penurunan aktivitas seismik, Hanik tetap mempertahankan status Gunung Merapi pada level Siaga.
"Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi, sehingga status aktivitas masih dalam tingkat Siaga," tegasnya.
Adapun potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 km. Selain itu berdasarkan analisis morfologi dan deformasi, arah barat-barat laut berpotensi terancam bahaya erupsi Merapi.