Pemkab Klaten memutuskan memperpanjang status tanggap darurat bencana letusan Gunung Merapi sampai 31 Desember 2020. Namun sebagian pengungsi justru pulang sambil membawa ternaknya.
"Mungkin masyarakat tidak tahu kalau ada perpanjangan tanggap darurat. Dengan kondisi sekarang ini malah ada beberapa warga yang membawa pulang ternaknya dari tempat pengungsian," kata Koordinator Posko Pengungsian Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jainu saat ditemui detikcom di Balai Desa Balerante, Jumat (18/12/2020).
Jainu mengatakan setidaknya ada dua keluarga yang pulang membawa empat ekor sapinya. Namun, karena Gunung Merapi Siaga, pihaknya tidak memfasilitasi kepulangan pengungsi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan dibawa pulang dalam kondisi (Merapi) Siaga kita tidak memfasilitasi. Ada juga beberapa warga yang pulang, mungkin karena kondisi Merapi masih seperti ini tidak menunjukkan ada peningkatan," lanjut Jainu yang juga menjabat Kaur Perencanaan Desa Balerante itu.
Jainu menerangkan warga yang memutuskan pulang diduga merasa lebih tenang di rumahnya. "Jika tidak merasa tenang mungkin warga balik lagi. Kalau sapi sudah dibawa pulang maka mereka pulang sekalian orangnya," terang Jainu.
Namun, ada juga pengungsi yang sapinya ditinggal di tempat evakuasi dan pemiliknya pulang ke rumah. Para pengungsi ini terkadang juga kembali ke tempat evakuasi.
"Kadang ada yang tidur di barak kadang ada yang tidur di rumah. Warga melihat situasi, kalau hujan deras dengan angin ya lari ke bawah lagi (tempat evakuasi)," ucap Jainu.
Terpisah, Sekretaris BPBD Pemkab Klaten, Nur Tjahjono mengatakan perpanjangan status tanggap darurat Merapi itu sesuai dengan rekomendasi BPPTKG.
"Surat perpanjangan tanggap darurat sudah ditandatangani bupati. Dasarnya adalah Surat dari BPPTKG yang menyatakan status Gunung Merapi masih tetap siaga," jelas Nur Tjahjono pada detikcom di kantornya, siang ini.
Nur menyebut keputusan memperpanjang status Gunung Merapi itu juga mempertimbangkan masih adanya pengungsian di Desa Balerante, dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang.
"Dengan adanya SK perpanjangan itu maka semua sumber daya bisa kita gerakkan. Baik sumber daya manusia maupun anggaran," terang Nur.
Nur menyebut pihaknya mengutamakan untuk mengevakuasi warga usia rentan untuk ditempatkan di tempat evakuasi sementara (TES) di Desa Balerante, dan Tegalmulyo. Dengan perpanjangan status Merapi Siaga ini warga juga masih direkomendasikan agar tidak beraktivitas di radius lima kilometer dari puncak.
"Jadi pengungsi masih di balai desa. Sejauh ini dari laporan jumlahnya masih stabil tidak ada yang pulang sampai tadi malam. Rekomendasi jarak aman masih sama, untuk itu rekomendasi BPPTKG juga harus ditaati," pesan Nur.
(ams/sip)