Banjir merendam rumah-rumah warga di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah meluas. Tercatat ada sebanyak 167 rumah warga yang terendam banjir dengan ketinggian bervariasi mulai 15-70 cm di desa tersebut.
"Jumlah tergenang hingga Jumat (11/12) ini ada sebanyak 167 rumah dengan 201 KK dan 579 jiwa," kata Kasi Pengendalian Kebencanaan BPBD Kudus, Wiyoto, saat dimintai konfirmasi detikcom lewat pesan singkat, Jumat (11/12/2020).
Wiyoto mengatakan, ketinggian air mengalami kenaikan hingga 10 cm dibanding sebelumnya. Genangan air yang merendam rumah warga bervariasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini mengalami kenaikan 10 cm dengan kedalaman genangan air antara 15 cm sampai dengan 70 cm," lanjut kata Wiyoto.
Terdapat tiga dukuh di Desa Jati Wetan yang terdampak banjir. Tiga dukuh itu meliputi Dukuh Barisan, Dukuh Tanggulangin, dan Dukuh Gendok.
"Dukuh Barisan ada 18 rumah dengan 21 KK dan 60 jiwa, ketinggian air 15 cm sampai dengan 40 cm. Lalu di Dukuh Tanggulangin ada 110 rumah, 136 KK, dan 381 jiwa, ketinggian air antara 10 cm sampai dengan 40 cm. Lalu di Dukuh Gendok ada 39 rumah, 44 KK, dan 100 jiwa, ketinggian air antara 15 cm sampai dengan 60 cm," rincinya.
Hingga kini menurutnya belum ada warga yang mengungsi. Namun dari pihak pemerintah desa telah menyediakan tempat pengungsian di Balai Desa Jati Wetan Kudus.
![]() |
Wiyoto mengatakan BPBD telah membuang air genangan dengan pompa. Pihaknya masih terus melakukan pengawasan di daerah yang rawan bencana.
"Pompa folder di Tanggulangin untuk membuang air genangan terus beroperasi," ungkapnya.
Diwawancara terpisah, salah seorang warga Jati Wetan, Sudirman (77), mengatakan banjir di desanya terjadi sejak tiga hari lalu. Kini ketinggian air bertambah. Bahkan air yang merendam di rumah ketinggian sampai 30 cm. Meskipun demikian, dia mengaku memilih untuk tetap bertahan di rumah.
"Sudah sejak tiga hari lalu, hari ini ketinggian air tersebut bertambah, di dalam rumah saja sampai 30 cm. Perabotan rumah tangga saya naikan ke lantai dua. Belum keinginan untuk mengungsi," ujar Sudirman kepada detikcom saat ditemui di lokasi siang ini.
Sudirman mengatakan, banjir tahun ini terbilang parah dibandingkan tahun 2019 lalu. Karena air sampai masuk ke dalam rumah. Menurutnya sampai saat ini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah.
"Ini parah, karena air sampai ke jalan dan masuk ke rumah. Kalau bantuan ini belum dapat, belum ada bantuan dari pemerintah daerah atau pemerintah desa," terang dia.
(sip/sip)