BPPTKG: Ada Desakan Magma, Rekahan Kawah Gunung Merapi Lebih Panjang

BPPTKG: Ada Desakan Magma, Rekahan Kawah Gunung Merapi Lebih Panjang

Pradito Rida Pertana - detikNews
Senin, 07 Des 2020 16:23 WIB
Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara terlihat jelas dari kota Yogyakarta, Jumat (27/11/2020). Berdasarkan pantauan aktivitas kegempaan Merapi tercatat sejak pukul 00.00 - 06.00 tercatat gempa guguran sebanyak 15 kali, gempa hembusan sebanyak 22 kali, gempa fase banyak 109 kali dan gempa vulkanik dangkal sebanyak 6 kali. 
Kepala Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyampaikan kepulan asap di Merapi merupakan hal yang sangat wajar. 
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Emisi asap gunung api merupakan hal yang sangat wajar, kebetulan cuaca cerah sehingga bisa terlihat dari kota Yogyakarta 
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal.
Gunung Merapi dilihat dari Kota Yogyakarta, Jumat (27/11/2020). (Foto: Pius Erlangga/detikcom)
Yogyakarta -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut hingga saat ini kubah lava di Gunung Merapi belum terbentuk. Namun, rekahan di kawah Gunung Merapi semakin panjang.

"Kemudian deformasi tadi, di puncak (Gunung Merapi) sampai sekarang belum muncul kubah lavanya. Tapi perkembangan rekahan-rekahan di kawah itu terjadi lebih panjang-panjang lagi karena ada desakan magma terus terjadi sehingga menyebabkan retakan tersebut," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat ditemui wartawan di kantornya, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (7/12/2020).

Meski begitu, Hanik mengungkap seismisitas Gunung Merapi masih tinggi. Sehingga kegempaan-kegempaan Gunung Merapi terpantau masih tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi (deformasi Gunung Merapi) masih 11 cm per hari. Data ini sejak tanggal 5 November sampai sekarang masih naik turun," ucapnya.

Pada pekan lalu Hanik telah menguraikan data seismik Gunung Merapi sepekan periode 27 November-3 Desember 2020 yakni 236 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 2.128 kali gempa Fase Banyak (MP), 3 kali gempa Low Frequency (LF), 289 kali gempa Guguran (RF), 330 kali gempa Hembusan (DG) dan 11 kali gempa Tektonik (TT).

ADVERTISEMENT

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu. Namun, secara umum masih fluktuatif tapi fluktuatifnya ini masih tinggi," kata Hanik melalui zoom meeting, Jumat (4/12).

Penurunan data, lanjut Hanik, juga terjadi pada laju deformasi Merapi. Pada periode 20-26 November tercatat laju deformasi yang diukur dengan electronic distance measurement (EDM) dari PGM Babadan, Magelang total 78 cm.

Kendati ada penurunan data, migrasi magma ke permukaan terus berlangsung. Hal itu dibuktikan dengan adanya perubahan morfologi di puncak karena banyaknya guguran yang disebabkan dari desakan magma.

"Dari sektor barat laut profil topografi puncak terutama pada sekitar Lava1948 dan Lava1888 sedikit berubah karena aktivitas guguran yang terjadi," jelasnya saat itu.

Simak video 'Ancaman Kerusakan Alam Efek Erupsi Gunung Semeru Cs':

[Gambas:Video 20detik]



(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads