Aktivitas Gunung Merapi hingga saat ini masih tinggi. Dalam laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tanggal 3 Desember 2020, tercatat ada delapan kali suara guguran Gunung Merapi.
"Terdengar suara guguran sebanyak 8 kali dengan suara lemah hingga sedang. Terdengar dari PGM Babadan, Magelang," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (4/12/2020).
Hanik menjelaskan, kegempaan di gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini masih tinggi. Tercatat ada 50 kali gempa guguran, 1 kali gempa low freq, 262 gempa fase banyak, 35 gempa vulkanik dangkal dan 29 gempa hembusan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegempaan di Merapi, lanjut Hanik, pada November lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Tercatat 1.069 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 9201 kali gempa fase banyak (MP), 29 kali gempa low frekuensi (LF), 1687 kali gempa guguran (RF), 1783 kali gempa hembusan (DG) dan 39 kali gempa tektonik (TT) selama November 2020.
"Intensitas kegempaan pada bulan November 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober yang lalu," kata Hanik.
Lebih lanjut, Hanik mengungkap, laju deformasi Gunung Merapi rata-rata dalam tiga hari terakhir sebesar 11 cm per hari. Sedangkan radius ancaman bahaya sesuai rekomendasi BPPTKG maksimal 5 kilometer dari puncak.