Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menyebut penularan virus Corona atau COVID-19 di dua sekolah dasar (SD) di Kapanewon Patuk sebagai klaster baru. Hal tersebut karena dari hasil tracing telah terjadi penularan lokal.
"Ya bisa begitu (disebut klaster untuk penularan COVID-19 di 2 SD Kapanewon Patuk)," kata Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty saat dihubungi detikcom, Senin (30/11/2020).
Pernyataan tersebut menjawab pertanyaan apakah kasus penularan COVID-19 di dua SD Kapanewon Patuk dapat disebut klaster baru virus Corona di Gunungkidul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewi menjelaskan alasan penyebutan klaster Corona itu, bermula dari sepasang suami istri yang berprofesi sebagai guru menularkan kepada anak didik dan guru lainnya. Selanjutnya dari hasil tracing ada tetangga pasien positif COVID-19 yang ikut tertular.
"(Alasan klaster karena) Ada penularan lokal," ujar Dewi.
Sebelumnya, Dinkes Gunungkidul terus melakukan tracing terkait adanya dua murid salah satu SD di Kapanewon Patuk yang diduga tertular COVID-19 dari gurunya. Hasil sementara ada empat orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Iya (ada empat tambahan kasus baru dari hasil tracing kasus positif COVID-19 di SD)," kata Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty saat dihubungi detikcom, Minggu (29/11).
Keempatnya, kata Dewi, terdiri dari dua murid SD dan dua tetangga pasien positif COVID-19. Saat ini keempatnya telah menjalani perawatan.
"Yang murid usia 9 dan 10 tahun, sisanya (dua orang positif COVID-19) tetangga (pasien positif)," ucapnya.
Keempatnya terkonfirmasi positif COVID-19 Sabtu (28/11) lalu. Adapun rinciannya sebagai berikut, anak perempuan berusia 4 tahun warga Kapanewon Patuk dengan riwayat kontak dengan konfirmasi positif.
Selanjutnya anak perempuan 10 tahun warga Kapanewon Patuk, riwayat kontak dengan konfirmasi positif. Lalu anak perempuan 2 tahun warga Kapanewon Patuk, riwayat kontak dengan konfirmasi positif dan yang keempat anak laki-laki 9 tahun dari Kapanewon Patuk, riwayat kontak dengan konfirmasi positif.