Kasus baru virus Corona atau COVID-19 di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah bertambah hingga lebih dari 200 selama enam hari hingga kemarin. Selain klaster keluarga, tilik menjadi salah satu klaster yang masih aktif di Boyolali saat ini.
"Update COVID-19 di Kabupaten Boyolali mulai tanggal 17 sampai 23 November (2020) ini, ada penambahan kasus sebanyak 245," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali Ratri S Survivalina atau Lina ditemui sebelum membuka acara penerimaan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) di Hotel Ataya, Ngemplak, Boyolali, Selasa (24/11/2020).
Terkait dengan klaster, lanjut Lina, saat ini di Boyolali masih ada 24 klaster yang masih aktif yang tersebar di 14 kecamatan. Klaster terbanyak masih didominasi klaster keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikemukakan dia, ada sejumlah klaster baru di Boyolali. Selain klaster keluarga, juga ada klaster tempat kerja dan muncul klaster tilik. Klaster tempat kerja antara lain sebuah perusahaan tekstil dan sebuah rumah sakit. Di perusahaan tekstil itu teridentifikasi ada 47 kasus yang berdomisili di Boyolali.
"Klaster baru ini ada beberapa, misalnya klaster keluarga ini ada dari musuk dan Siswodupuran Boyolali. Kemudian karena besuk, tilikan ini juga ada dari Desa Rembun Kecamatan Nogosari dan Desa Cluntang, musuk," lanjutnya.
"Kalau totalnya di tempat kerja itu lebih dari itu, tetapi sebagian tidak di Boyolali, sehingga tidak tercatat sebagai data Boyolali," terang Lina.
Selanjutnya tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit itu terdeteksi ada 10 orang yang terkonfirmasi positif. Kemudian untuk klaster tilik yang baru yakni dari Desa Cluntang, Kecamatan Musuk ada 24 kasus.
"Ini kami mohon supaya protokol kesehatan di rumah maupun di tempat kerja lebih diperhatikan lagi. Selain itu juga kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu proaktif melaksanakan testing secara mandiri. Jadi bukan hanya testing karena proses tracing kontak erat, tetapi juga ada testing secara mandiri," imbau Lina.
"Ternyata beberapa kasus itu muncul karena ada kesadaran masyarakat, merasa ada gejala ke arah COVID. Kemudian proaktif mengikuti testing, ternyata akhirnya positif dan ditemukan segera kontak eratnya dan segera bisa dilakukan karantina untuk memutus rantai penularan COVID," pungkas dia.
Berikutnya, rincian 245 kasus baru Corona di Boyolali...
Lina kemudian merinci 245 kasus baru yakni tiga kasus baru pada 17 November, 12 pada 18 November, 23 pada 19 November, dan 64 kasus pada 20 November. Selanjutnya, 22 kasus pada 21 November, 39 pada 22 November, 82 pada 23 November.
"Dari 245 kasus baru tersebut tersebar di 19 kecamatan dari 22 kecamatan di Boyolali. Tambahan terbanyak ada di Kecamatan Banyudono yakni 36 kasus, disusul Kecamatan Musuk 34 kasus, Kecamatan Nogosari 31 kasus, Kecamatan Boyolali 24 kasus dan Kecamatan Ngemplak 22 kasus," jelas Lina.
Sedangkan 14 kecamatan lainnya bertambah antara 1 kasus hingga 13 kasus. Dengan tambahan 245 kasus baru itu, maka jumlah kasus konfirmasi positif di Boyolali hingga saat ini mencapai 1.869. Dengan rincian, yang dirawat ada 200 orang, menjalani isolasi mandiri 379, selesai isolasi 1.227 dan meninggal dunia 63.
Menurut Lina, meski ada penambahan kasus yang cukup banyak, namun status risiko Boyolali kini turun menjadi zona orange. Skor indeks kesehatan masyarakat saat ini 1,84 dan masuk zona risiko sedang atau zona oranye.
"Alhamdulillah Boyolali mulai tanggal 20 November 2020 ini kita sudah status risikonya turun menjadi zona orange, setelah sebelumnya selama 10 hari kita berada di zona merah," ujarnya.
"Yang mempengaruhi Boyolali kembali ke zona oranye ini peningkatan angka kesembuhan. Ini yang terpenting, karena untuk zona merah ini penyebabnya yang terbanyak itu karena banyaknya kasus yang meninggal. Penambahan kasus meninggal cukup tinggi, kemudian ditambah lagi penambahan kasus yang cukup banyak. Ini kemudian karena proses kesembuhannya juga cepat, maka status kita menjadi zona orange ini juga lebih cepat," sambung dia.