Sebuah kilatan cahaya melintas di sekitar puncak Gunung Merapi. Fenomena itu oleh masyarakat kemudian dikaitkan dengan keadaan Gunung Merapi yang kini berstatus Siaga (Level III).
"Saya rasa tidak ada kaitannya antara jatuhnya meteor dengan erupsi Merapi. Itu tidak ada kaitannya," kata Juru Kunci Gunung Merapi Wedana Suraksohargo Asihono atau yang akrab disapa Mas Asih saat ditemui wartawan di kediamannya, Huntap Karang Kendal, Pelem Sari, Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Selasa (17/11/2020).
Mas Asih menjelaskan kemunculan kilatan cahaya di sekitar puncak Gunung Merapi bukan pertanda Merapi akan segera erupsi. Menurutnya, jika Merapi meletus biasanya ada tanda-tanda alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya ada tanda alam seperti guguran dan lain sebagainya," ucapnya.
Tanda alam lain yaitu turunnya hewan hingga ke kawasan rumah penduduk. Mas Asih menjelaskan beberapa waktu ini ada kawanan kera yang turun hingga permukiman penduduk. Namun turunnya kawanan kera itu bisa saja bukan karena faktor meningkatnya aktivitas vulkanik Merapi.
"Ada kera sampai kampung makan tanaman penduduk, itu mungkin bisa jadi karena suhu (di Merapi) naik atau karena di hutan tidak ada makanan sehingga kera turun ke kampung," ungkapnya.
Mas Asih menjelaskan aktivitas Gunung Merapi setelah dinaikkan statusnya menjadi Siaga (Level III) pada 5 November lalu masih cenderung tinggi. Namun, menurutnya, Merapi masih cenderung tenang-tenang saja.
"Menurut saya gunung Merapi lerem (anteng) karena tidak muncul lava pijar, cuma ada getaran (gempa) dan (sinyal) seismik naik turun," ucapnya.
Selanjutnya tanggapan Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM...