Komunitas pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro menyambut baik pemberlakuan jadwal baru Malioboro bebas kendaraan bermotor. Para PKL berharap setelah uji coba, jadwal tersebut tetap digunakan.
"Ya yang kami harapkan dengan adanya perubahan jadwal penutupan jalan akses masuk ke Malioboro nanti ya ada perubahan juga untuk (jumlah) pengunjung dan wisatawan yang bisa masuk ke Yogyakarta," kata Ketua PKL Jalan Ahmad Yani (Pelmani) Malioboro, Slamet Santoso, saat dihubungi detikcom, Sabtu (14/11/2020).
Menurutnya, dengan perubahan jadwal Malioboro bebas kendaraan itu, saat ini para PKL bisa lebih leluasa melakukan bongkar muat barang. Dia berharap perubahan ini terus berlanjut hingga ke depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti untuk loading barang bisa dilaksanakan pada saat sebelum penutupan jalan. Mudah-mudahan ini terus berlangsung ke depannya, jadi tidak full dari pagi sampai malam," ucapnya.
"Karena pada saat penutupan full itu kami memang agak menurun, tapi dengan perubahan jadwal ini semoga bisa kembali seperti semula," imbuh Slamet.
Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Tri Darma Malioboro, Paul Zulkarnaen, juga mendukung jadwal baru tersebut. Namun dia meminta pemerintah menyediakan tanda pengenal khusus untuk mobilitas PKL.
"Kami mendukung, welcome aja (dengan jadwal baru). Tapi kami meminta kepada, pengambil kebijaksanaan agar untuk komunitas kuliner diberi ID card untuk bisa menurunkan dan menaikkan barang," kata Paul.
Mengingat para PKL tidak bisa menentukan kapan barang dagangan habis, sehingga memerlukan waktu untuk mengambilnya. Apalagi jika barang dagangan habis di saat mulai berlakunya jam Malioboro bebas kendaraan bermotor.
"Dan dari teman-teman toko, yang tinggal di Malioboro juga diberikan ID card supaya bisa keluar masuk saat jam ditutup. Supaya kegiatan ekonomi di Malioboro bisa terus bergeliat dan meningkat," ujar Paul.
(rih/rih)