Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus meningkatkan kesiapsiagaan mengantisipasi erupsi Gunung Merapi yang saat ini berstatus Siaga (III). Berbagai upaya kesiapsiagaan dilakukan sejak awal agar dampak erupsi Merapi tidak menimbulkan korban.
"Kita ingin sekarang ini zero victim dan tidak ada korban. Maka semua upaya kesiapsiagaan dilakukan di awal," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan, kepada wartawan saat mengunjungi tempat evakuasi sementara (TES) Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Sabtu (14/11/2020).
BNPB saat ini tengah memastikan kesiapsiagaan penanganan erupsi Gunung Merapi di lapangan dijalankan dengan baik. Sebab potensi ancaman tak hanya dari erupsi Merapi saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini ada dua ancaman yaitu erupsi Gunung Merapi sendiri dan pandemi COVID-19. Kita ingin prosedur penanganan COVID tetap dilakukan sehingga tidak ada kluster baru (di barak pengungsian)," jelas Lilik.
Selain itu, BNPB juga meminta masyarakat untuk mematuhi rekomendasi terkait jarak aman dari puncak Gunung Merapi. Yakni radius 5 kilometer dari puncak Merapi dikosongkan dari aktivitas masyarakat.
"Sesuai rekomendasi BPPTKG, sementara jangan beraktivitas di radius 5 kilometer. Kita imbau untuk sementara untuk tidak beraktivitas dulu untuk keselamatan masyarakat," kata Lilik.
"Ini bukan apa-apa karena kita ingin melindungi masyarakat. Baik itu menambang, mencari rumput atau lainnya kita ingin masyarakat selamat dan kita tidak ingin banyak korban jadi mohon dipatuhi," lanjut Lilik.
Pantauan detikcom, rombongan BNPB mengunjungi TES di Balai Desa Balerante dan lokasi pengungsian ternak. Rombongan tidak bertemu dengan pengungsi karena mematuhi protokol kesehatan COVID-19 dan hanya berdialog dengan relawan, perangkat desa, dan pemilik ternak.
(rih/rih)