Gunung Merapi Siaga, Masih Ada Penambangan Pasir di Sungai Gendol

Gunung Merapi Siaga, Masih Ada Penambangan Pasir di Sungai Gendol

Jauh Hari Wawan S - detikNews
Kamis, 12 Nov 2020 15:35 WIB
Kegiatan penambangan pasir Merapi di Sungai Gendol, Sleman, Kamis (12/11/2020).
Kegiatan penambangan pasir Merapi di Sungai Gendol, Sleman, Kamis (12/11/2020). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom
Sleman -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekomendasikan agar penambangan pasir di sungai yang berhulu di Gunung Merapi dihentikan selama peningkatan status Merapi yang saat ini Siaga (Level III). Namun hari ini masih ditemukan adanya aktivitas penambangan pasir di aliran Sungai Gendol yang berhulu di Merapi.

Pantauan detikcom, Kamis (12/11/2020) pukul 13.30 WIB, di Sungai Gendol tepatnya di Padukuhan Kopeng, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, masih ada warga yang menambang pasir. Jumlahnya memang tidak banyak, tidak sampai 10 orang.

Mereka menambang dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan sekop. Di lokasi itu hanya ada dua unit truk yang sedang mengisi muatan material pasir. Jarak lokasi penambangan dengan puncak Merapi diperkirakan antara 6-7 kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat dimintai konfirmasi, Panewu Cangkringan, Suparmono, menjelaskan di Cangkringan ada 14 perusahaan tambang. Semuanya sudah diminta untuk tutup.

"Ada 14 perusahaan tambang. 13 itu ada di Gendol dan satu di Kali Kuning. Semuanya telah tutup," kata Suparmono, hari ini.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi penambang tradisional masih beroperasi. Padahal selain dari Pemkab Sleman, pihak Kalurahan juga sudah mengeluarkan surat agar warga menghentikan aktivitas menambang pasir.

"Kalau manual (tradisional) sudah ada surat harus tutup. Nanti kita minta Polsek Cangkringan untuk mengecek. Intinya semua harus tutup," sebutnya.

"Dari Kalurahan Kepuharjo, Umbulharjo, dan Glagaharjo sudah mengeluarkan surat untuk tutup," tegasnya.

Penutupan area tambang itu, menurut Suparmono merupakan bagian dari perlindungan warga. Walaupun ia paham jika banyak warga menggantungkan penghasilan dari menambang pasir.

"Penutupan untuk keselamatan warga, yang utama itu. Tapi nanti akan kami cari jalan keluar terbaiknya seperti apa, besok akan saya bahas saat rakor pimpinan," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang penambang pasir, Sri Sutarti (27) warga Padukuhan Kopeng, mengaku terpaksa tetap menambang karena untuk mencukupi kebutuhan sekolah anaknya. Ia pun paham akan risiko yang dihadapi.

"Nambang ini 5 hari cuma dapat Rp 130 ribu untuk sekolah anak. Ya was-was juga karena kondisi Merapi, tapi mau bagaimana lagi," kata Sri.

(rih/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads