Warga di Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sudah puluhan tahun menggunakan perahu tambang untuk menyeberangi Sungai Wulan. Kondisi seperti itu disebut warga sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Pantauan detikcom, di lokasi sungai yang menghubungkan dua kabupaten yakni Kudus dan Demak itu tampak ada banyak warga yang memanfaatkan perahu tambang, Rabu (11/11). Mereka merupakan warga dari Kecamatan Undaan, Kudus yang sedang menuju Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak atau sebaliknya.
Tali tambang sekitar 30 meter berwarna hitam membentang di sungai Wulan. Kemudian tampak perahu berwarna biru mengantarkan warga yang melintasi sungai.
Salah seorang warga Desa Undaan Kidul, Kecamatan Undaan, Kudus Khamidah (60), mengatakan aktivitas sehari-hari menggunakan perahu tambang. Karena dia mengaku memiliki lahan sawah yang berada di wilayah Desa Undaan Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
"Memang setiap hari menggunakan perahu ini. Kan saya orang Undaan Kidul punya sawah di seberang sungai di wilayah Demak. Kalau lewat jembatan itu lewat Bendung Wilalung jauh," kata Khamidah kepada detikcom saat ditemui di lokasi, Rabu (11/11/2020).
Hal senada disampaikan oleh warga Medini Kecamatan Undaan, Siti Aisyah (55). Dia mengaku pergi Demak dengan menyeberangi sungai pakai perahu tambang itu bisa lebih cepat. Sebab di wilayah Undaan Kidul ini jauh dari jembatan. Sehingga warga memilih memanfaatkan perahu tambang untuk menuju Kecamatan Karanganyar Demak.
"Memang sehari-hari kalau mau ke Demak lewat ini (menggunakan perahu tambang). Jaraknya lebih dekat, kalau lewat jembatan jauh. Ini hanya seribu hingga Rp 2 ribu sudah pulang pergi," kata dia.
"Ya kalau kondisi seperti ini tidak takut, kalau pas banjir ya takut," sambungnya.
Diwawancara terpisah, tukang tarik perahu, Sumakno (50), mengatakan keberadaan penyeberangan Sungai Wulan dengan perahu tambang sudah ada sejak dia kecil. Hingga sekarang warga banyak yang memanfaatkan perahu tambang untuk melintas ke Kudus atau ke Demak.
"Memang ini digunakan warga dari Kudus dari Demak untuk menyeberangi sungai Wulan. Karena lewat jembatan itu sangat jauh," kata dia.
Sumakno mengatakan operasi penyeberangan kapal tambang ini dimulai sejak pukul 04.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB. Menurutnya ada dua orang petugas perahu yang bergantian setiap hari.
"Setiap hari kita mulai operasi jam 4 subuh sudah mulai ke sini. Kemudian sampai pukul 9 malam. Ini penyeberangan ada sejak saya kecil sampai sekarang," kata dia.
Menurutnya warga banyak yang melintas menggunakan perahu tambang. Mulai dari anak sekolah, pedagang, petani, hingga warga yang memang sengaja melintas menggunakan perahu tambang.
Kata dia setiap orang menggunakan perahu tambang ditarif biaya seribu, sedangkan kalau pulang pergi dikenai tarif Rp 3 ribu. Pemotor atau warga yang melintas pun dibatasi.
"Sekali menyeberang seribu, kalau pulang pergi Rp 3 ribu. Yang menggunakan orang Demak dan Kudus. Warga, pelajar dan lainnya," ujar dia.
Saat dimintai tanggapan terkait operasional perahu tambah itu, Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan ada kemungkinan akan mengusulkan pembangunan jembatan di lokasi itu. Namun hal tersebut akan dilakukan koordinasi dengan dinas terkait.
"Kemungkinan ada (akan dibuat jembatan). Tapi kita coba koordinasi dengan pihak terkait. Pastinya belum boleh (operasional perahu), harus ada izin dan sertifikasi karena itu kan menyangkut keselamatan," tambah Hartopo saat dimintai tanggapan detikcom lewat pesan singkat siang ini.
(sip/ams)