Mengenang Gugurnya 5 Tentara Pelajar Ditembak Tentara Belanda di Klaten

Mengenang Gugurnya 5 Tentara Pelajar Ditembak Tentara Belanda di Klaten

Achmad Syauqi - detikNews
Selasa, 10 Nov 2020 15:21 WIB
Monumen Ganesha Tentara Pelajar di Klaten, Selasa (10/11/2020).
Monumen Ganesha di Klaten, Jawa Tengah. (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Monumen Ganesha yang berdiri di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi tanda bersejarah gugurnya lima pelajar pejuang kemerdekaan Indonesia. Titik berdirinya monumen itu merupakan lokasi pertempuran Brigade 17 Tentara Pelajar dengan tentara Belanda.

Monumen itu terletak di Dusun Bendo, Desa Pandanan, Kecamatan Wonosari. Pantauan detikcom, monumen Ganesha bercat hitam itu berada di tepi jalan kecil tengah sawah dengan dua pohon beringin besar di sebelah kanan dan kirinya. Di bawah patung Ganesha itu terdapat prasasti.

Prasasti itu bertuliskan:
Monumen Kesaksian

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

disini gugur lima pahlawan tentara pelajar pada hari Kamis Pon Yg. 14 Juli 1949, dalam peristiwa Wonosari melawan Belanda pada perang kemerdekaan.

Dari seksi I Kompi II Detasemen II Brigade 17: Soepojo (20), Soerjatmanto/boy (20), Moerdono (19), Moermanto (19), Wiworo (19).

ADVERTISEMENT

Di bawah prasasti dituliskan bahwa monumen itu didirikan Selasa Pahing, 14 Juli 1987 oleh teman seperjuangan satu regu bersama masyarakat.

Selanjutnya, di barat monumen terdapat prasasti lain berupa ucapan terima kasih dari masyarakat, pemerintah desa dan pemerintah kecamatan.

Kades Pandanan, Sri Mulatsih, menceritakan terkait peristiwa yang ditandai dengan monumen tersebut. Sri menjelaskan para pejuang yang gugur dalam peristiwa itu dimakamkan di Makam Pahlawan di Solo.

"Untuk mengenang peristiwa itu dibuatlah patung Ganesha. Tentara Belanda setelah menembak tentara pelajar, bergerak ke arah timur dan di dekat lapangan tentara Belanda dihadang tentara pelajar," tutur Sri pada detikcom, Selasa (10/11/2020).

Monumen Ganesha Tentara Pelajar di Klaten, Selasa (10/11/2020).Monumen Ganesha Tentara Pelajar di Klaten, Selasa (10/11/2020). Foto: Achmad Syauqi/detikcom

Serangan itu, kata Sri, dipimpin oleh pejuang bernama Supeno yang mampu menewaskan dua tentara Belanda. Di lokasi pertempuran dekat Lapangan Pandanan, Desa Pandanan, Kecamatan Wonosari itu kini berdiri patung peluru untuk mengenang peristiwa itu. Jarak antara Monumen Ganesha dan Monumen Peluru itu sejauh sekitar 1 km.

"Patung berbentuk peluru ada di barat lapangan. Prasastinya ada di selatan lapangan," kata Sri Mulatsih.

Seorang warga setempat bernama Dayat (38) menceritakan kisah yang dia dengan turun temurun yang menyebutkan peristiwa itu terjadi pada pagi hari di tahun 1949 sebelum serangan tentara Belanda di Solo.

"Tentara Belanda dengan kendaraan dari arah barat terlihat ada benderanya. Warga sini sudah memperingatkan para tentara pelajar jika Belanda dari barat," ujarnya saat berbincang dengan detikcom di dekat Monumen Ganesha, siang ini.

"Belanda nembak dari arah pabrik gula. Sekarang pabrik sudah tidak ada," sambung Dayat.

Setelah kejadian itu, sambung Dayat, para pejuang bergerak ke timur mencegat pasukan Belanda di Dusun Padasan. Pertempuran pejuang dan tentara Belanda di lokasi tersebut menewaskan dua tentara Belanda.

"Di Padasan itu, tentara Belanda dicegat dan dua orang tewas tertembak. Sisanya melarikan diri ke arah Solo," papar Dayat.

Monumen peluru, Desa Pandanan, Kecamatan Wonosari, Klaten.Monumen peluru, Desa Pandanan, Kecamatan Wonosari, Klaten. Foto: Achmad Syauqi/detikcom

"Namanya (pejuang yang gugur) ada di monumen itu, usianya paling tua 20 tahun. Jenazahnya dikuburkan di makam desa tapi sekitar tahun 1989 dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan di Solo," jelas Dayat.

Dalam kesempatan yang sama, seorang warga lain bernama Binu (55), mengungkap usai moumen itu dibangun sempat ada keluarga dan rekan para pejuang yang datang ke lokasi tersebut.

"Dulu ada rombongan dari Jakarta dan Solo. Katanya keluarga besar," jelas Binu.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads