Gibran Vs Bajo Beda Cara Soal Sanitasi-Rumah Bantaran, Ini Kata Pakar UNS

Gibran Vs Bajo Beda Cara Soal Sanitasi-Rumah Bantaran, Ini Kata Pakar UNS

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Sabtu, 07 Nov 2020 15:50 WIB
Kedua pasang calon wakil wali kota Solo yang diusung Partai PDIP Gibran Raka Buming Raka dan Teguh Prakoso serta kompetitornya jalur independen Bagyo Wahyono dan FX. Supardjo memasuki hotel tempat acara debat di Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/6).
Paslon Gibran-Teguh dan Bajo saat di lokasi Debat Perdana Pilkada Solo (Foto: Agung Mardika)
Solo -

Debat publik perdana pasangan calon (paslon) antara Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dengan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) menyinggung masalah tata kota, mulai dari sanitasi sampai rumah bantaran. Apa kata pakar Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo soal strategi masing-masing paslon?

Dosen perencanaan wilayah kota Fakultas Teknik UNS, Rizon Pamardi Utomo mengatakan sanitasi memang permasalahan dasar di perkotaan. Masalah air bersih menjadi dasar permasalahan sanitasi di Kota Solo. Selain itu, juga berhubungan dengan penanganan septic tank perumahan.

"Terutama di daerah padat penduduk, warga yang belum mendapatkan air PDAM, menggunakan air tanah. Padahal kebanyakan kualitas air tanah sudah tercemar bakteri," kata Rizon saat dihubungi detikcom, Sabtu (7/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bakteri e-coli muncul akibat septic tank yang tidak sesuai aturan baku. Instalasi pengolahan limbah komunal menjadi solusi di permukiman padat penduduk.

"Kalau sesuai aturan, jarak septic tank dengan sumber air itu 12 meter. Kalau di permukiman padat penduduk kan sulit menerapkan itu. Maka sistem komunal menjadi solusi," ujarnya.

ADVERTISEMENT
Kedua pasang calon wakil wali kota Solo yang diusung Partai PDIP Gibran Raka Buming Raka dan Teguh Prakoso serta kompetitornya jalur independen Bagyo Wahyono dan FX. Supardjo memasuki hotel tempat acara debat di Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/6).Paslon independen Bagyo Wahyono dan FX. Supardjo memasuki hotel tempat acara debat di Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/6). Foto: Agung Mardika

Sementara terkait solusi perumahan di masa kini, Rizon menilai rumah susun (rusun) menjadi solusi. Keterbatasan lahan di kota tidak memungkinan warga memiliki rumah tapak.

"Salah satu yang menjanjikan di perkotaan ialah rumah susun. Kalau ingin menjadi penduduk kota ya harus siap dengan kondisi ini. Kalau ingin punya rumah dengan pekarangan ya di pinggiran kota," kata Rizon.

Ditanya soal program rumah bantaran yang diwacanakan paslon Bajo, Rizon menilai hal tersebut sulit terwujud. Sebab dalam regulasi, bantaran sungai memang seharusnya dikosongkan.

"Bantaran itu kan wilayahnya air, karena ada fase ketika debit air naik. Kalau pun akan dimanfaatkan, bisa sebagai lapangan, ditanami pohon pun tidak boleh pohon besar. Jadi ketika meluap, biarkan saja hanyut," tutupnya.

Seperti diberitakan, debat publik Pilkada Solo menyajikan adu gagasan dua paslon. Gibran-Teguh sempat menyampaikan terkait sanitasi dan rumah susun. Sementara Bajo menawarkan solusi rumah bantaran.

(bai/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads