Yogya Hari Ini: Layang-layang Nyangkut-Adik Sultan Soal Ular Tanda Suksesi

Round-Up

Yogya Hari Ini: Layang-layang Nyangkut-Adik Sultan Soal Ular Tanda Suksesi

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 24 Okt 2020 23:35 WIB
Layang-layang tersangkut di bagian pesawat Citilink saat hendak mendarat di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat (23/10/2020)
Penampakan layang-layang yang nyangkut di pesawat (Foto: dok. Bandara Adisutjipto)
Yogyakarta -

Sebuah layang-layang tersangkut di ban pesawat Citilink nomor penerbangan QZ 1107 saat akan mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta jadi sorotan pembaca hari ini. Tak hanya itu, adik Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X yang menanggapi pakar UI terkait penampakan ular melilit di pilar bangsal Kraton Yogya menjadi pertanda suksesi juga menjadi perhatian.

Insiden layang-layang tersangkut di pesawat Citilink itu terjadi pada Jumat (23/10) kemarin, pukul 16.48 WIB. Beruntung pesawat yang terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta menuju Yogya itu berhasil mendarat mulus dan seluruh penumpang selamat.

"Benar, ada layang-layang lebarnya kira-kira 50 cm tersangkut di landing gear atau ban sebelah kiri. Kejadiannya kemarin (Jumat, 23/10) di Adisutjipto sekitar pukul 16.48 WIB," kata General Manager PT AP 1 Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, Agus Pandu Purnama saat dihubungi wartawan, Sabtu (24/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ringkasan berita di Yogya hari ini:
1. Layang-layang Nyangkut di Ban Pesawat Saat Akan Mendarat

Peristiwa layang-layang nyangkut itu terjadi saat final approach dengan ketinggian sekitar 1.000 kaki atau di seputar barat flyover Janti. Kala itu, pilot sudah melapor banyak layang-layang di dekat area bandara.

ADVERTISEMENT

"Memang pilot melihat banyak layang-layang di sana (sekitar flyover Janti) dan sudah dilaporkan ke petugas tower bahwa di final approach banyak sekali layang-layang tapi sulit dihindari karena itu lintasan pesawat," jelas Pandu.

"Dari tower juga sudah mengingatkan, ternyata pada saat mendarat ditemukan layang-layang nyangkut kira-kira dengan lebar 50 cm menyangkut di landing gear atau ban sebelah kiri," sambungnya.

Beruntung pesawat berpenumpang 54 orang dengan lima awak kabin itu akhirnya bisa mendarat mulus. Seluruh penumpang juga selamat dan tak ada kerusakan di pesawat.

"Setelah dicek tidak ada kerusakan di struktur dan skin pesawat dan sudah dilakukan pengecekan oleh tim teknis Citilink pesawat masih layak terbang," paparnya.

Terpisah, Kepala Dinas Operasi (Kadis Ops) TNI AU Lanud Adisutjipto Yogyakarta Kolonel (PNB) Sri Raharjo menyebut sudah menyita tiga layang-layang di area bandara Adisutjipto. Layang-layang itu diterbangkan di area aerodrome bandara.

"Anak-anak itu ada yang sampai nangis, karena memang tidak tahu. Hingga saat ini yang disita sudah 3 layangan," kata Sri Raharjo hari ini.

Sri Raharjo menyebut layang-layang yang disita itu terbang dekat dengan perlintasan utama pesawat komersil maupun militer. Sitaan terbaru yakni layang-layang berjenis bapangan, berbentuk tradisional yang diterbangkan di sisi utara Lanud Adisutjipto.

"Ini (menunjuk layangan) terbangnya dekat sekali dengan kawasan aerodrome bandara. Tepatnya di sisi utara bandara atau tepatnya di utara rel kereta api," jelas Sri Raharjo sembari menunjukkan layang-layang sitaannya.

Dia menerangkan pihaknya sudah membentuk satgas khusus. Tugas satgas ini menindak benda terbang yang melintas di area aerodrome bandara, sekaligus memberikan edukasi kepada orang yang menerbangkan benda tersebut.

Pihaknya juga mengaku sudah menegur 15 orang yang bermain layang-layang di sekitar bandara. Hal senada juga disampaikan General Manager Airnav Indonesia Bandara Adisutjipto Ratna Mustikaningsih. Ratna mengingatkan menerbangkan balon udara, layang-layang maupun drone secara ilegal dapat menganggu lalu lintas penerbangan dan membahayakan penumpang pesawat.

"Kami bukan sepenuhnya melarang. Bisa diatur, dijadikan festival dan daya tarik wisata. Dengan dibuatkan waktu dan tempat yang lebih aman. Mekanismena dapat persetujuan dari Dirjen Perhubungan Udara dan aparat setempat agar tidak liar," ujar Ratna.

2. Kata Adik Sultan Soal Ular Melilit Pilar Pertanda Suksesi Keraton Yogya

Selain soal layang-layang, berita adik Sri Sultan HB X, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo menanggapi pakar budaya Jawa dari Universitas Indonesia (UI) Darmoko juga jadi sorotan. Darmoko menafsirkan kemunculan ular yang melilit di pilar bangsal Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu berkaitan dengan suksesi Kraton.

GBPH Prabukusumo pun mempersilakan siapa pun memberikan interpretasinya. Sebab, peristiwa alam pun juga kerap dikaitkan dengan Keraton Yogyakarta.

"Siapa pun silakan menginterpretasikan tentang ular tersebut. Sudah biasa yang namanya ada sesuatu kejadian terkait dengan Keraton Yogyakarta pasti ada saja yang menginterpretasikan macam-macam. Itu sah-sah saja," kata Prabukusumo kepada detikcom, hari ini.

Prabukusumo lalu mencontohkan saat calon makam keluarga HB X di sebelah makam Imogiri longsor kemudian soal salah satu gunungan yang diusung ke halaman Masjid Gede Keraton Yogya saat upacara garebeg tumpah berantakan. Dia menilai hal itu sebagai hal biasa, dan masyarakat saja yang mengaitkannya.

"Bagi saya itu kejadian-kejadian yang terjadi, bisa terjadi juga di tempat lain. Memang ada gugon tuhon (kepercayaan), ada juga yang mengkait-kaitkan dengan simbol-simbol kuno. Ada juga yang menganggap biasa saja," terang Prabukusumo.

Kembali soal ular yang melilit pilar di Bangsal Magangan Keraton Yogyakarta itu. Prabukusumo menganggapnya hal biasa, dia pun heran ada ular yang bisa melingkar seperti itu.

"Pasti ada orang yang melilitkan ular tersebut lalu difoto. Karena barang bukti ularnya juga tidak ada, berarti dibawa lagi oleh pemiliknya," ucapnya.

"Karena kebetulan saya pertama kali yang dikirimi foto tersebut, dan langsung saya suruh tangkap dan saya beli, tapi nggak njawab sampai dengan sekarang," lanjut Prabukusumo.

ular melingkar di tiang bangsal keraton yogyaPenampakan ular melingkar di tiang bangsal keraton yogya Foto: Istimewa

Terlepas dari hal tersebut, dia tak menampik terkadang interpretasi orang dengan kejadian-kejadian di Keraton benar adanya. "Saya akui hal itu benar adanya," ujar Prabukusumo.

Sementara itu, pakar budaya Jawa UI Darmoko menginterpretasikan penampakan ular yang melilit di pilar bangsal Keraton Yogya itu sebagai pertanda. Pakar budaya Jawa itu menilai hal itu sebagai isyarat yang dikirimkan Sang Pencipta mengenai suksesi di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Kalau saya tafsirkan, ini adalah pertanda atau sasmita terkait dengan tiang penyangga kekuasaan di Kasultanan Ngayogyakarta," kata Darmoko kepada detikcom, Jumat (23/10).

Saat ini, Raja Keraton Yogyakarta adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sri Sultan HB X menurut Darmoko memiliki kuasa dan wibawa yang tinggi. Usia Sri Sultan HB X kini 74 tahun. Darmoko memandang suksesi di Keraton Yogyakarta memang perlu dipikirkan.

"Karena yang dililit ini adalah pilar. Adapun ular adalah penanda kekuatan adikodrati, dia memberi tanda atas kehendak Sang Mahakuasa," terang Darmoko.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads