"Kota Tegal, Kebumen, Pemalang, Wonosobo, Karanganyar, Kabupaten Semarang, Kota Pekalongan yang merah, lainnya oranye. Kuning itu Kota Salatiga dan Wonogiri," kata Ganjar usai rapat penanganan COVID-19 di kantornya, Kota Semarnag, Senin (19/10/2020).
Ganjar menjelaskan beberapa daerah tertentu tinggi angka kasusnya karena ada campuran klaster penyebaran. Maka Pemprov Jateng akan membantu pendampingan dan juga membantu soal tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Akan coba bantu turunkan tim, nanti bisa dampingi, apa kesulitan mereka," jelas Ganjar.
Optimalisasi konsep penanganan tingkat kampung juga dilakukan seperti Jogo Tonggo dari Pemprov atau Kampung Tangguh dari kepolisian.
"Kita juga akan mengoptimalkan konsep yang sudah ada, Jogo Tonggo dan Kampung Tangguh yang dibina kepolisian," ujar Ganjar.
Sementara itu terkait klaster penyebaran virus Corona di Jateng, ada empat klaster tertinggi yaitu klaster pondok pesantren, klaster keluarga, klaster kerja, dan klaster pasar.
"Pondok pesantren itu sudah ada yang isolasi di tempat khusus 123, isolasi mandiri 446, dirawat 82, sembuh 272. Jadi total 923, tertinggi 44,6 persen," terang Ganjar.
Untuk klaster keluarga, pasien tidak ada yang melakukan isolasi di tempat khusus, namun yang melakukan isolasi mandiri ada 615 orang, dirawat 77 orang, sembuh 101 orang, dan 22 meninggal orang.
"Di bawah jauh klaster keluarga ada klaster kerja. Isolasi mandiri 78, dirawat 2, sembuh 7, meninggal 1. Pasar ada isolasi mandiri 9, dirawat 2, sembuh 63, meninggal 7," jelasnya.
Sementara itu dari data https://corona.jatengprov.go.id/ yang diperbarui pukul 12.00 WIB hari ini, saat ini kasus terkonfirmasi total ada 30.279, dirawat 3.493, sembuh 24.489, dan meninggal 2.297 kasus.
(rih/sip)