Polisi masih mendalami kasus dugaan seorang ayah di Kudus mengajak anaknya bunuh diri karena halusinasi terkena virus Corona atau COVID-19. Polisi mengungkap fakta baru.
Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma menuturkan berdasarkan hasil pemeriksaan, dalam kejadian itu EG (48) mencekik anaknya yang berusia 12 tahun dengan sarung. Setelah itu EG melakukan bunuh diri namun tidak sampai meninggal. Hanya anaknya yang meninggal.
"Anaknya dicekik pakai sarung. Habis itu (anaknya) meninggal. Berita meninggal di TKP atau dalam perjalanan, kita menunggu hasil autopsi seperti apa," kata Aditya saat ditemui wartawan di sela meninjau longsor di Desa Soco, Kecamatan Dawe, Senin (12/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun EG saat ini belum ditetapkan sebagai tersangka. Karena EG masih menjalani perawatan setelah kritis ditemukan terletak bersama anaknya di dalam rumah.
"Ya tersangka, karena pelaku tunggal dia. Tapi ini belum (saat ini belum ditetapkan sebagai tersangka)," ujar Aditya.
Aditya menambahkan, pihaknya juga akan memeriksa kondisi kejiwaan EG.
"Ya diproses, iya kita akan akan dampingi bersangkutan, karena ini dugaan stres, depresi itu akan perlu kita periksa kejiwaannya. Sejauh mana kejiwaan yang bersangkutan, hasil kejiwaan seperti apa," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, EG warga Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah, diduga mengajak anaknya yang berusia 12 tahun bunuh diri. Nyawa anaknya tak tertolong, sedangkan EG ditemukan dalam keadaan kritis dan dilarikan ke rumah sakit. EG diduga depresi karena mengira terpapar virus Corona.
Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma membenarkan kejadian ada ayah bersama anaknya diduga melakukan bunuh diri. Namun kejadian tersebut masih dilakukan pemeriksaan oleh kepolisian.
"Iya betul (ada ayah bersama anaknya diduga melakukan bunuh diri). Tapi saat ini masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Aditya saat dimintai konfirmasi detikcom lewat pesan singkat, Kamis (8/10).
Saat ditemui secara terpisah, tetangga korban, Any (42), juga membenarkan kejadian itu.
"Pertama ramai ditemukan ayah dan anak tergelak di dalam rumah, belum ada menghubungi petugas, saya kemudian menghubungi BPBD Kudus, kejadian sekitar pukul 17.00 WIB. Pukul 17.30 WIB BPBD Kudus tiba di lokasi," ujar Any, Kamis (8/10).
"Anaknya ditemukan meninggal dunia, ayahnya kritis sedang dirawat di rumah sakit," lanjut Any.
Menurut Any, sebelumnya EG sudah beberapa kali periksa di Puskesmas untuk meminta diambil swab. Karena EG mengira dirinya terpapar virus Corona.
"Bapaknya itu pikirannya kena COVID-19, itu padahal tidak kena COVID-19. Itu mau minta Puskesmas untuk swab. Saat di-swab hasilnya negatif. Lha kenapa anaknya diajak, ibunya (istri EG) dibilang anaknya ketularan bapaknya. Anaknya kalau sakit itu kan sakit sesak napas. Itu dikira COVID-19," kata Any.
(rih/mbr)