Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengumumkan klaster baru penularan virus Corona atau COVID-19 di perkantoran. Terdapat 62 karyawan di kantor bidang telekomunikasi itu yang positif virus Corona.
"Ada tambahan klaster baru perkantoran swasta," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo saat ditemui wartawan di Grha Sarina Vidi, Jalan Magelang KM 8, Sinduadi, Mlati, Sleman, Senin (12/10/2020).
"(Kantornya) Di Kapanewon Depok di bidang telekomunikasi," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan kasus ini bermula saat salah seorang karyawan di kantor itu melakukan swab mandiri karena merasa bergejala Corona. Hasilnya, karyawan itu terkonfirmasi positif COVID-19.
"Ada satu karyawan bergejala panas, batuk, dan flu. Kemudian swab mandiri dan hasilnya positif. Kasus pertama itu diketahui Kamis (8/10) yaitu perempuan berusia 23 tahun," urainya.
Adanya kasus positif virus Corona itu membuat para karyawan lainnya menjalani tes swab mandiri. Akhirnya diketahui belasan karyawan juga positif Corona.
"Dilakukan tracing mandiri dengan dilakukan swab mandiri dan ditemukan kasus positif sehingga total ada 19 karyawan positif," urainya.
Dalam perkembangannya, jumlah kasus positif di perkantoran itu mengalami peningkatan. Data terakhir menunjukkan ada 43 karyawan yang positif.
"Ternyata setelah itu nambah lagi 43 karyawan positif, jadi total ada 62 karyawan positif. Rata-rata usia 25-30 tahun yang positif. Untuk kasus pertama bergejala kemudian yang lain tidak bergejala," jelasnya.
Baca juga: Pengusaha Robby Sumampow Tutup Usia |
Mantan direktur RSUD Sleman ini menjelaskan jumlah karyawan di perusahaan itu mencapai 502 orang. Proses tracing pun terus berlanjut.
Meski telah menjadi klaster baru Corona, kantor itu tetap beroperasi. Pemkab Sleman, kata Joko, memberikan beberapa pertimbangan terkait keputusan itu.
"Pertimbangannya karena telekomunikasi yang kerjanya 24 jam jadi tidak kami tutup hanya kami batasi. Jadi bukan ditutup tapi dibatasi. Satu ruangan hanya diisi separuhnya. Ada yang isolasi mandiri, ada yang WfH," tutupnya.
(sip/ams)