Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarya memberikan peringatan potensi La Nina. Anomali iklim ini dalam catatan sejarahnya berdampak pada akumulasi curah hujan.
"Catatan historis menunjukkan bahwa La-Nina yang terjadi pada bulan Oktober-Desember berdampak pada peningkatan akumulasi curah hujan bulanan jauh di atas normal di wilayah DI Yogyakarta," kata Kepala Satklim BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas dalam keterangannya, Selasa (6/10/2020).
Reni menjelaskan higga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La Nina sedang berkembang. Indeks ENSO (El Nino-Southem Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di Pasifilc tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5Β°C, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah -0.6Β°C pada bulan Agustus, dan -0.9Β°C pada bulan September 2020," jelasnya.
BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La-Nina Moderate pada akhir tahun 2020.
"Diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-Apri1 2021," paparnya.
Lebih lanjut, pada pertengahan bulan Oktober hingga akhir Oktober 2020 beberapa zona musim di wilayah DIY Yogyakarta diperkirakan akan memasuki musim hujan.
Kondisi itu akan meliputi Sleman bagian barat dan utara, Kulon Progo bagian utara, Sleman bagian timur, sebagian besar Bantul dan Kulon Progo bagian selatan. Sedangkan pada awal November 2020 ini akan meliputi sebagian besar Gunungkidul dan Bantul bagian timur.
Untuk itu BMKG mengimbau agar mempersiapkan fasilitas untuk mengantisipasi debit air yang berlebih.
"Para pemangku kepentingan diharapkan dapat lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir misalnya dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih," pintanya.
Simak juga video 'Takmir Masjid di Pacitan Gelar Sosialisasi Mitigasi Tsunami 20 Meter: