Api Abadi Mrapen di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, padam sepekan ini. Kompleks Api Abadi Mrapen saat ini tampak tutup.
Pantauan detikcom, pintu pagar kompleks Api Abadi Mrapen yang berada di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Grobogan ditutup. Tampak beberapa petugas berjaga di lokasi yang juga menjadi objek wisata itu.
"Mohon maaf tempat ini ditutup untuk umum," kata salah satu petugas Api Abadi Mrapen, Dafidianto, Sabtu (3/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dafi menjelaskan, kompleks Api Abadi Mrapen tutup sejak bulan Maret karena pandemi virus Corona atau COVID-19.
"Sejak Maret sampai sekarang tidak ada aktivitas kunjungan," terangnya.
Dafi menjelaskan, bila dalam keadaan normal, rata-rata jumlah pengunjung mencapai 3 ribu orang per bulan. Harga tiket masuk Rp 2.500.
"Kalau diakumulasi dalam setahun, rata-rata kunjungan per bulan mencapai 3.000 orang per bulan," ujarnya.
Dafi menuturkan, Api Abadi Mrapen tersebut mulai mengalami penyusutan suplai gas sejak tanggal 20 September lalu. Hingga akhirnya pada 25 September Api Abadi Mrapen padam total.
"Awalnya redup tapi masih ada apinya. Tapi pada tanggal 25 September, api betul-betul telah padam," ungkapnya.
![]() |
Sementara itu, di dekat lokasi titik Api Abadi Mrapen, ada beberapa monumen. Di antaranya berisi informasi Api Abadi Mrapen pernah dipakai untuk event olahraga dan acara keagamaan.
"Pada ini hari Jumat, tanggal 1/11/1963 Jam 14.20 telah diambil api abadi dari tempat ini untuk digunakan menjalankan obor GANEFO I," bunyi tulisan di salah satu monumen Api Abadi Mrapen seperti dilihat detikcom.
Diberitakan sebelumnya, sudah sepekan Api Abadi Mrapen padam. Padamnya kobaran api abadi yang berada di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini mengejutkan karena baru pertama kali dalam sejarah.
"Sudah padam sepekan ini, dan belum menunjukkan tanda-tanda nyala api," kata Kepala Desa Manggarmas, Achmad Mufid, saat dihubungi detikcom, Jumat (2/10).
Mufid menjelaskan, Api Abadi Mrapen padam secara bertahap. Awalnya, api terlihat meredup diperkirakan karena kandungan gas yang keluar berkurang. Baru setelah itu, Api Adabi Mrapen padam total pada tanggal 25 September 2020.
Sementara itu, Kasi Energi Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto, mengatakan pihaknya saat ini masih turun di lapangan melihat kondisi Api Abadi Mrapen yang padam.
Menurutnya, dari pengecekan awal tidak tercium bau gas yang keluar dari titik Api Abadi Mrapen. Artinya, pasokan gas yang keluar dari alam saat ini terhenti.
"Kemarin, baru kita lakukan pengecekan awal. Adapun dari pengecekan awal itu memang apinya padam karena tidak ada suplai gasnya. Laporan yang kami terima, api padam sejak tanggal 25 September lalu," kata Sinung saat dihubungi.
"Padam total baru terjadi kali ini," jelasnya.
Pertama Kalinya Dalam Sejarah, Api Abadi Mrapen Padam Total: