Calon Wakil Bupati (cawabup) Purworejo Kusnomo mempunyai harta senilai Rp 25,497 miliar. Polisi berpangkat aiptu itu mengaku punya sejumlah usaha. Apa saja?
Harta kekayaan senilai Rp 25,497 miliar itu berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Kusnomo yang diakses pada situs elhkpn.kpk.go.id, Jumat (25/9) lalu. Dari LHKPN tersebut, mayoritas harta yang dimiliki Aiptu Kusnomo, yang bertugas sebagai Kanit 2 Bidang Ekonomi Satuan Intelkam Polres Purworejo, adalah tanah dan bangunan dengan nilai Rp 24,89 miliar.
Saat dimintai konfirmasi, Kusnomo mengaku harta puluhan miliar rupiah itu tidak didapat dalam waktu singkat. Dia menyebut, sebelum diterima sebagai anggota Polri pada 1996, dia bekerja dengan orang tuanya, yang merupakan kontraktor dan penjual material bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari SMP sampai SMA saya sudah bantu orang tua menambang material alam serta jualan material bangunan. Kemudian lulus SMA saya daftar polisi diterima," kata Kusnomo saat ditemui detikcom setelah menghadiri acara Deklarasi Damai Pilbup dan Wabup Purworejo 2020 di Ganecha Convention Hall, Purworejo, Sabtu (26/9/2020).
Lulus dari pendidikan polisi, Kusnomo mengaku langsung bertugas di Polres Purworejo hingga sekarang. Meski sudah mapan sebagai polisi, dia mengaku memelihara sapi dan kambing, yang sampai sekarang masih berjalan.
Tak hanya itu, pengalamannya bekerja dengan orang tua sebagai penambang juga dia terapkan untuk membuka usaha tambang batu andesit. Hingga kini, dia mengaku punya tiga perusahaan tambang, yakni UD Putri Selatan, CV Tirta Baru Laksana, dan PT Redjo Selatan.
"Dengan dasar pengalaman dari SMP itu kemudian saya buka usaha tambang seperti Bapak, terus jadi kontraktor, persewaan alat berat, serta jual-beli material bangunan sampai sekarang," urainya.
Bapak tiga anak ini menyebut perusahaan tambangnya itu dikelola istrinya, Tri Asih Destari. Dia juga tak merinci omzet yang dia dapatkan, namun keuntungan yang dia dapatkan selalu dibelikan tanah.
"Penghasilan per bulan saya nggak pernah ngitung, Insyaallah halal, semuanya titipan dari Allah. Kalau ada rezeki saya belikan tanah. Kenapa buat beli tanah sampai banyak, karena ada filosofi dari orang tua. Dulu orang tua juga seperti itu, terus berpesan pada anak-anaknya, termasuk saya, jika ada rezeki lebih agar dibelikan tanah karena bisa untuk aset," ceritanya.