77 Pegawai Positif Corona, RSUD Sragen Tutup Poliklinik

Sragen -

Manajemen RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen memastikan hingga saat ini telah ada 77 pegawainya yang positif terpapar virus Corona atau COVID-19. Mulai hari ini pihak rumah sakit menutup sementara 14 poliklinik hingga seluruh swab pegawai RSUD keluar hasilnya.

"Hingga saat ini total ada 77 pegawai RSUD Sragen yang positif Corona. Dari jumlah itu, 27 di antaranya sudah dinyatakan sembuh," ujar Wadir Pelayanan dan Mutu RSUD Sragen, Joko Haryono, saat ditemui detikcom di kantornya, Senin (7/9/2020).

Joko melanjutkan, hingga hari ini masih ada 50 pegawai yang menjalani isolasi di rumah sakit. Sebanyak 40 orang menjalani isolasi di RSUD Sragen, sementara sisanya berada di RS Darurat COVID-19 Technopark.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"40 orang isolasi di bangsal Teratai dan Wijaya Kusuma RSUD Sragen, 10 di RS Darurat. Kondisinya baik, mereka OTG (orang tanpa gejala) semua," terangnya.

Para pegawai RSUD yang positif COVID-19 tersebut berasal dari berbagai profesi. Baik tenaga kesehatan (nakes) seperti dokter, bidan, dan perawat, maupun karyawan rumah sakit seperti cleaning service, sekuriti, maupun tenaga administrasi.

"Kami sudah lakukan swab massal terhadap 771 pegawai RSUD Sragen, 567 di antaranya sudah keluar hasilnya yakni 77 positif itu. Sisanya masih menunggu hasil tes swab baik dari RS dr Moewardi maupun RS UNS Solo," papar Joko.

Tonton video 'Bahaya Kasus Corona Klaster Keluarga dan Penyebabnya':

[Gambas:Video 20detik]

Sebagai langkah lanjutan, kata Joko, pihak rumah sakit juga menutup seluruh pelayanan poliklinik. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah proses sterilisasi dan pembersihan guna menekan potensi penularan lebih lanjut.

"Poliklinik mulai hari ini kita tutup, kita general cleaning termasuk bagian selasar kita bersihkan total. Total 14 poliklinik ditutup sambil menunggu seluruh tes swab keluar hasilnya," tambahnya.

Joko menerangkan, meski menutup poliklinik, RSUD Sragen tetap melayani masyarakat yang membutuhkan obat-obat kronis serta beberapa pelayanan yang tidak bisa ditunda seperti hemodialisa (cuci darah) ataupun kemoterapi.

"Penutupan sudah kami sosialisasikan sejak kemarin. Baik ditempel di depan RS, di website maupun melalui dinas kesehatan agar meneruskan ke Puskesmas untuk tidak merujuk dulu untuk sementara waktu," pungkasnya.

Halaman 1 2

Selanjutnya