Kasus pengawas pemilu yang terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19 di Boyolali bertambah 12. Sehingga total pengawas pemilu yang terpapar Corona di Boyolali kini menjadi 34 orang.
"Untuk pengawas Pemilu (jajaran Bawaslu Boyolali) bertambah 12 kasus, jadi dari 22 sampai saat ini total menjadi 34," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina, ditemui usai kegiatan berolahraga senam di Alun-alun Kidul Pemkab Boyolali, Jumat (4/9/2020).
Ratri menjelaskan screening dilakukan kepada sekitar 370 pengawas pemilu di Boyolali. Para pengawas pemilu kata Ratri, harus dipastikan sehat saat bertugas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah ini sudah bisa terdeteksi dengan cepat, karena setelah ini mereka kan harus dinyatakan sehat dahulu. Setelah isolasi mandiri selama 10 hari nanti kita lakukan lagi pemeriksaan swab untuk check up-nya, mudah-mudahan sudah sembuh, jadi mereka bekerja melayani masyarakat itu benar-benar aman," ujarnya.
Ratri menjelaskan terdapat penambahan 66 kasus positif COVID-19 di Boyolali selama tiga hari terakhir. Pada 1 September ada tambahan satu kasus baru. Kemudian 2 September bertambah 3 kasus dan tanggal 3 September atau Kamis kemarin bertambah 62 kasus.
Sehingga total kasus konfirmasi positif COVID-19 di Boyolali hingga hari ini yakni sebanyak 462 kasus. Rinciannya yakni pasien Corona yang masih dirawat ada 155, isolasi mandiri 18, selesai isolasi 267 dan meninggal dunia 22 orang.
Dia merinci ada 5 klaster baru dalam penularan virus Corona di Boyolali. Pertama yaitu klaster penularan dari pasien berinisial SUG dari Desa Gunung, Kecamatan Simo.
"Klaster dari SUG, ini dari Simo. Ini ternyata perkembangannya sangat cepat sekali. Sampai saat ini sudah menyebar ke-30 orang," jelas Ratri.
Dari jumlah itu, sebagian besar menyebarnya sampai di lokasi tempat kerja atau sebuah perusahaan industri. Dijelaskan dia, SUG sebelumnya adalah PDP dan meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Solo.
Baca juga: Gempa Darat M 3,1 Guncang Wilayah Bantul |
Hasil swab SUG dinyatakan positif Corona. Sakit yang diderita SUG ternyata sudah menular kepada orang lain, termasuk keponakannya yang bekerja di sebuah industri
"Dia karyawan di satu tempat, nah di situ itu menyebar cukup banyak," lanjutnya.
Di lokasi kerja tersebut sampai saat ini telah ditemukan kurang lebih 26 kasus positif Corona. Mereka berasal dari berbagai daerah, antara lain Kecamatan Sambi, Simo dan Klego.
"Kita sekarang juga intensif berkomunikasi dengan tempat kerja tersebut, kita akan melaksanakan program disinfeksi dan sterilisasi," lanjut dia.
Klaster baru lainnya yakni klaster Semarang yang terjadi penambahan dua kasus. Kemudian klaster penularan dari pasien inisial NDS, asal Randusari, Kecamatan Teras bertambah 7 kasus. Selanjutnya, klaster petugas lapangan dari semula 8 menjadi 21 kasus. Klaster anggota Bawaslu atau pengawas Pemilu juga bertambah 12, dari 22 menjadi 34.