Sejumlah petani di lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sedekah sayuran karena harga di pasaran anjlok. Bagi-bagi sayuran gratis ini dibantu oleh relawan SAR Grabag bersama Graskom Grabag.
Sayuran yang dibagikan gratis ini antara lain sawi, kubis, jipang dan tomat.
Salah satu petani, Edi Wahono (43), warga Ketundan, Pakis, Kabupaten Magelang mengatakan, harga jual kubis per kilonya saat ini hanya Rp 500. Sedangkan biasanya rata-rata sekitar Rp 2.000 per kilogramnya. Untuk itu, kubis tidak dipanen dan dibiarkan saja karena kalau dipetik untuk biaya buruh petik saja tidak cukup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kalau dijual sendiri kan harga juga rendah sekali, tidak bisa mencukupi untuk biaya buruh yang mengambil saja, sudah habis. Kalau sekarang sekilo kubis harganya Rp 500, ya rata-rata Rp 2 ribu per kilo. Yang lainnya misalnya tomat juga Rp 500, biasanya tomat di antara Rp 4 ribu, Rp 5 ribu. Lalu sawi kan kayaknya Rp 250, biasanya di atas Rp 1 ribu. Harga sayur di sini murah semua," kata Edi saat ditemui di lahan sayuran kubis dan tembakau di Pogalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Rabu (2/9/2020).
Menyinggung perihal sedekah sayuran ini, katanya, awalnya mengetahui dari status WA temannya soal sedekah sayuran. Dia kemudian mempersilakan siapapun untuk memetiknya, namun lokasinya yang jauh.
"Saya punya teman, Dik Mangin, lihat status dia. Punya dia sawi disedekahkan. Saya bilang kalau memang mau ngambil jauh di tempat saya daripada dibuat nganggur atau buat pakan sapi," ujarnya.
Dengan sedekah sayuran ini, Edi bersyukur karena sayuran yang ditanamnya masih ada yang memanfaatkannya.
"Alhamdulillah masih ada yang membutuhkan," tuturnya.
![]() |
Ia mengaku, jika dihitung secara ekonomi merugi dengan anjloknya harga sayuran. Hal ini mengingat di lahan sekitar 3.000-an meter persegi yang dia tanami kubis, untuk pembelian bibit saja sudah menghabiskan Rp 400 ribu.
"Secara ekonomi, hancur. Khusus yang sini, biaya bibit habis 5 ribu batang, per batang Rp 80 sudah habis Rp 400 ribu khusus bibit. Belum buat beli pupuk kandang, tenaga," tuturnya.
Hal senada diungkapkan petani lainnya, Jumangin (40), yang memiliki lahan di Jambewangi, Kecamatan Pakis. Ia pun memilih menyedekahkan sayuran sawi. Bahkan sampai ditawarkan kepada warga lainnya yang membutuhkan untuk memetik sendiri di lahannya.
"Saya senang, tidak mubazir. Alhamdulillah bisa berbagi, rasanya senang," ujarnya.
Sementara itu, pembagian sayuran dilakukan oleh relawan SAR di kawasan Grabag. Berlangsung mulai pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB, satu pikap berisi sayuran langsung ludes. Warga tampak antusias dengan adanya pembagian gratis sayuran yang dilakukan SAR Grabag bersama Graskom Grabag ini.
"Pembagian sayur ini adalah inisiatif dari SAR Grabag, kemudian diikuti dari Graskom Grabag. Saat ini kondisi petik sayur cukup banyak, akan tetapi untuk harga cukup drastis anjloknya sehingga hasil petani berupa sayuran dibiarkan busuk, layu, bahkan tidak terawat. Karena tidak cucuk (untung) dengan harga bibit, pupuk sama tenaganya dan sarana transportasinya," kata Komandan SAR Grabag, Budi Rahartono saat ditemui di sela-sela pembagian sayuran di Grabag, hari ini.
Mengingat murahnya harga jual sayuran dan petani membiarkan, katanya, SAR Grabag kemudian meminta dengan seikhlasnya kepada petani untuk dipetik dan disalurkannya.
"Kami meminta seikhlasnya untuk kami petik, kemudian kami distribusikan. Kami bagikan ke pondok pesantren, yayasan yatim, kemudian kepada warga masyarakat seperti di pinggir jalan," kata Budi.
![]() |
Dengan dibagikan, katanya, sayuran ini tetap bermanfaat bagi warga masyarakat lainnya. Untuk itu, dengan dibagikan ini para petani masih bisa bersyukur secara hakikat hidupnya.
"Mereka (petani) usahakan betul-betul bermanfaat, meskipun hasil materiil rugi, tapi secara hakikat hidup mereka tetap bisa bersyukur meskipun harga terpuruk seperti ini," tuturnya.
Pembagian sayuran gratis tersebut, kata dia, telah dilakukan yang keempat kalinya. Pihaknya, akan terus menyalurkan hingga harga jual sayuran tersebut standar atau petani menghentikan pemberian sayurannya.
"Alhamdulillah, ini kita bisa berbagi yang keempat kali. Rencana sampai petani betul-betul untuk harga sudah standar, artinya cucuk antara pembibitan, pengobatan dan harga jual cucuk, baru mungkin petani berhenti atau petani sudah menghentikan pemberian kepada kami," ujarnya.
Salah satu warga Gowak, Grabag, Astri (45) mengaku, dengan pembagian sayuran gratis tersebut sangat membantu dan bermanfaat. Ia yang datang bersama warga lainnya mengetahui adanya informasi pembagian sayuran gratis dari warga lainnya.
"Ya sangat bermanfaat sekali, sangat membantu. Saya baru kali ini," kata Astri.