Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyentil acara peresmian pabrik penyulingan kayu putih di Kabupaten Grobogan karena ada peserta mengabaikan protokol COVID-19 karena tidak bermasker. Padahal yang hadir dalam acara itu meliputi para pejabat sipil maupun TNI/Polri.
Ganjar mengkritik hal itu lewat akun Twitternya @ganjarpranowo dan me-retweet unggahan akun Dinas Lingkungan Hiduo dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, @dlhkprovjateng.
"Peresmian pabrik suling kayu putih Koperasi Kendeng Rimba Raya IPHS Kabupaten Grobogan oleh Plt. Kepala Dinas @dlhkprovjateng, Ketua Komisi B DPRD Kab. Grobogan dan ADM KPH Gundih @Heruxjogo," tulis DLHK Jateng disertai dua foto seluruh peserta yang sedang berdiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam dua foto yang diunggah terlihat tiga orang di barisan paling depan tidak memakai masker. Hal itulah yang ditanggapi Ganjar dengan postingan, "Itu kok gak pakai masker?".
Saat ditanya soal sentilannya itu, Ganjar mengatakan pemerintahan harus berikan contoh, tidak hanya menindak saja. Jika pejabat pemerintah tidak berikan contoh taat protokol kesehatan, menurut Ganjar itu bahaya.
"Siapapun di antara kita, ternyata ketidaktertiban itu sering muncul. Tidak hanya nyalahke (menyalahkan) masyarakat ayo dicekeli, sekarang lagi operasi kan? Kemarin ada yang berontak, melawan, kalau kita sendiri tidak kasih contoh, pejabatnya, bahaya itu," kata Ganjar usai puncak acara hari Pramuka ke-59 di gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Selasa (25/8/2020).
"Saya tidak tahu siapa dia, tapi kalau tidak salah itu ada eksekutif, legislatif, ada perangkat desa, kalau tidak salah, makanya di (postingan) dinas itu kok tidak pakai (masker), saya agak sensitif soal itu. Kalau model vicon juga saya agak sensitif untuk bisa ingatkan secara langsung. Mengingatkan secara langsung itu sekaligus efek kejut yang kita berikan," jelas Ganjar.
Ia juga berharap pemerintahan juga harus patuh, tidak menggelar acara yang menimbulkan kerumunan massa. Pihak swasta termasuk mal, menurut Ganjar, juga harus bisa mengontrol pengujungnya.
"Jawa Tengah masih seperti ini kok membuat even besar, uyuk-uyukan (berdesakan) gitu," tegas Ganjar.