SMP di Kabupaten Brebes mulai menggelar sekolah tatap muka hari ini. Namun, SMPN 1 Wanasari Kabupaten Brebes melarang siswa dari Desa Pebatan, Siasem dan Wanasari untuk ke sekolah. Mengapa?
"Khusus (siswa) dari (Desa) Pebatan dan Siasem, Wanasari, hari ini tidak boleh masuk sekolah sampai satu minggu ke depan. Ini dikarenakan kemarin ada warga Pebatan yang kena COVID-19 dan meninggal dunia. Sementara untuk Siasem menurut berita ada warganya yang dirawat karena Corona. Jadi mereka sementara tidak boleh masuk sekolah," ujar Kepala SMP Negeri 1 Wanasari, Murniasih, kepada wartawan di kantornya, Selasa (18/8/2020).
Sedangkan siswa dari Desa Wanasari dilarang masuk ke sekolah karena lokasi desa tersebut berdekatan dengan Desa Pebatan. Sehingga dinilai ada potensi penularan jika siswa dari Desa Wanasari jika tetap berangkat untuk sekolah tatap muka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi mereka akan melintasi Desa Pebatan bila akan berangkat ke sekolah. Jadi menurut kami rawan menular ke siswa lain," jelasnya.
Murniasih menjelaskan, siswanya yang berasal dari tiga desa itu jumlahnya cukup banyak. Bahkan mayoritas anak dari tiga desa itu sekolah di SMPN 1 Wanasari.
"Jumlahnya banyak sekali yang dari Pebatan, Siasem dan Wanasari. Mayoritas memang sekolah di sini. Jadi sekolah takut terjadi penularan," tutur Murniasih.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Brebes, Imam Budi Santoso, menanggapi keputusan SMPN 1 Wanasari tersebut. Menurutnya pihak sekolah tak perlu khawatir dengan siswa dari desa yang warganya ditemukan positif COVID-19, sepanjang protokol kesehatan diterapkan dengan ketat.
"Selama menerapkan protokol kesehatan tidak perlu khawatir terjadi penularan, meskipun di desanya itu ada yang positif. Jadi tidak perlu ada penolakan," ujar Imam Budi Santoso saat ditemui di kantornya.