Massa aksi Gejayan Memanggil yang sempat memblokir simpang tiga UIN Sunan Kalijaga, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), akhirnya mundur dan kembali ke titik awal aksi di bundaran UGM. Sebelum mundur, sempat ada ketegangan antara warga sekitar dan massa aksi.
Pantauan detikcom, ketegangan terjadi sekitar pukul 19.11 WIB. Belum jelas pemicu yang membuat ketegangan itu. Warga tiba-tiba mulai mengejar para pendemo dan meminta pendemo agar segera mundur dan membuka blokade jalan simpang tiga UIN.
"Woi munduro iki dalan nggo lewat (woi mundur, ini jalan buat lewat)," teriak salah seorang warga di kawasan simpang tiga UIN, Jumat (14/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat terjadi aksi saling dorong antara warga dan pendemo. Massa aksi kemudian berlarian. Polisi pun segera turun tangan mengamankan situasi. Mediasi pun dilakukan untuk menenangkan kedua belah pihak.
Usai dimediasi, massa aksi akhirnya mundur perlahan menuju bundaran UGM yang berjarak sekitar tiga kilometer dari simpang tiga UIN. Kendati arus lalu lintas tersendat, namun satu per satu kendaraan bisa lewat.
Aksi saling dorong kembali terjadi dalam perjalanan massa aksi menuju UGM. Namun, tak berselang lama suasana kembali kondusif. Massa aksi pun sepanjang perjalanan masih menyanyikan yel yel.
![]() |
Pantauan detikcom pukul 21.00 WIB, massa aksi masih bertahan di bundaran UGM. Namun, jumlah mereka sudah berkurang banyak.
Sementara itu, Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto mengatakan ketegangan itu dikarenakan warga sekitar sudah terganggu dengan kegiatan demo yang berjalan hingga malam.
"Tidak ada yang ricuh, cuma warga setempat mungkin merasa terganggu. Kan kegiatan unjuk rasa itu ada batasnya yaitu pukul 18.00 WIB. Selain itu, pengguna jalan juga terganggu," kata Anton di lokasi.
Meski ada gesekan, lanjutnya, namun semua bisa dikendalikan.
"Semua bisa menahan diri, dari warga menahan diri, massa aksi juga bisa menahan diri bahkan mereka mau mundur dan kembali ke UGM. Jadi tidak ada yang urgen," ucapnya.
Anton juga mengakui sempat ada sedikit gesekan antara massa aksi dengan pengguna jalan. Menurutnya, semua bisa diredam.
"Karena pengendara ini mau jalan, dia punya hak, jadi mungkin massa aksi punya hak juga dan merasa tersinggung tapi semua bisa diredam," terangnya.
![]() |
Saat ini, massa aksi masih berada di sekitar lokasi bundaran UGM. Anton pun mempersilakan jika mereka masih bertahan asal tidak mengganggu pengguna jalan lain.
"Silakan nggak papa, itu kampus mereka. Yang penting tidak mengganggu arus lalu lintas karena ini juga untuk kepentingan umum," ucapnya.
Terkait gesekan itu, Anton menyebut tidak ada korban. Namun, jika ternyata ada korban dari kedua belah pihak, dia mempersilakan untuk melapor.
"Tidak ada korban, tapi misalkan ada ya silakan saja (melapor)," tutupnya.