Kisah Badut Milyarder Salamun yang Bertahan di Tengah Pandemi

Kisah Badut Milyarder Salamun yang Bertahan di Tengah Pandemi

Eko Susanto - detikNews
Jumat, 14 Agu 2020 07:16 WIB
Badut Milyarder Salamun di Kota Magelang, Kamis (13/8/2020).
Badut Milyarder Salamun saat ditemui di rumahnya di Kota Magelang, Kamis (13/8/2020). (Foto: Eko Susanto/detikcom)
Magelang -

Salamun (54), warga Kota Magelang, Jawa Tengah bekerja sebagai badut. Saat main badut, sosoknya dikenal dengan nama Milyarder Salamun.

Kondisi pandemi virus Corona (COVID-19) ini berdampak terhadap job manggungnya yang sempat sepi. Namun, Salamun tidak menyerah begitu saja.

detikcom mengunjungi Salamun di rumahnya, Kampung Paten Gunung RT 03/RW 09, Kelurahan Rejowinangun Selatan, Kota Magelang. Salamun mengawali perbincangan dengan menceritakan awal mula menjadi badut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria kelahiran Magelang ini lupa persisnya kapan mengawali kerja sebagai badut. Ia hanya ingat mulai menjadi badut semenjak penyanyi Inul Daratista populer.

"Saya jadi badut sudah lama, semenjak ada Inul Daratista, sejak Goyang Ngebor keluar. Saya jadi badut belum terkenal, cuma panggung 17 Agustus dikasih Rp 5.000, Rp 10.000, kalau manggung saya terima. Tapi dulu belum punya baju badut," kata Salamun, Kamis (13/8/2020).

ADVERTISEMENT

Sebelum kerja sebagai badut, Salamun menjadi baby sitter di daerah Muntilan. Kemudian, setelah itu ia kembali ke Kota Magelang dan mulai menjadi badut. Dalam perjalanannya, ia juga pernah mengikuti audisi di program acara televisi nasional.

Berbekal dari audisi yang diikuti tersebut, Salamun kembali dari Jakarta membawa uang sebesar Rp 1,7 juta. Uang dari itu, kemudian digunakan untuk membuat kostum badut.

Salamun kemudian menuturkan, ia pernah bermimpi didatangi mbah-mbah berambut putih panjang dan berjenggot panjang. Dalam mimpinya tersebut, mbah-mbah tersebut memberinya nama Milyarder Salamun.

"Saya pernah mimpi ditemui mbah-mbah rambutnya panjang, jenggotnya panjang pakai sorban. 'Le, kowe tak ganti jeneng yo, Milyarder Salamun' (Nak, namamu saya ganti ya, Miliarder Salamun)," ujarnya.

Semenjak itu, ia memakai nama Badut Milyarder Salamun saat manggung. Kemudian, namanya pun mulai berkibar dan panggilan job terus berdatangan, seperti di acara ulang tahun, sunatan, pernikahan hingga beberapa diler sepeda motor maupun perbankan mengontraknya menjadi badut. Kemudian, job terus berdatangan baik dari seputaran Magelang, Temanggung, Kulon Progo (DIY) hingga daerah lainnya.

Untuk sekali manggung selama dua jam dengan dua karakter badut, Salamun dibayar Rp 700 ribu. Tetapi, jika ada orang yang tidak memiliki uang namun anaknya ingin dia main badut, Salamun menyanggupinya.

"Kalau biasanya badut dua, Rp 700 ribu. Sama Hello Kity, Mario atau apa, sama aku, nanti ada 15 sulap. Nanti door prize dari saya. Saya untungnya cuma sedikit, yang penting anak senang. Sekali manggung dua jam," tuturnya yang sekarang memiliki 50 baju karakter badut.

Salamun menuturkan, sebelum berdandan badut, ia selalu berwudu terlebih dahulu. Kemudian, setelah itu baru berdandan dan sebelum memulai berdoa agar diberikan kelancaran saat manggung tersebut.

"Wudu dulu biar bercahaya. Kalau di sekolah, saya dandan di depan anak-anak," ujar Salamun yang taat menjalankan puasa sunah Senin-Kamis, itu.

Salamun menambahkan, jika tetangganya ada yang memintanya main badut, ia tidak meminta bayaran. Bahkan, ia rela merogoh uangnya sendiri untuk membeli door prize.

"Nggak usah bayar. Tak tomboke (saya cukupi), buat hadiah buat anak-anak," tuturnya.

Badut Milyarder Salamun di Kota Magelang, Kamis (13/8/2020).Badut Milyarder Salamun di Kota Magelang, Kamis (13/8/2020). Foto: Eko Susanto/detikcom

Salamun mengakui, saat pandemi virus Corona (COVID-19) job main badut sepi. Namun perlahan sekarang ia sudah mulai mendapat job menjadi badut kembali di acara ulang tahun.

"Corona nggak ada job. Terus saya, pernah nggak punya uang pas Corona," ujarnya.

Meski demikian, Salamun tak berpangku tangan saat sepi job di tengah pandemi. Ia tetap produktif dengan membuat kerajinan bunga berbahan kertas. Bunga-bunga dari kertas tersebut kemudian dijual di pasar dengan harga mulai Rp 1 ribu hingga ada yang seharga Rp 500 ribu.

"Saya bawa ke pasar. Bawa 500 biji habis," katanya.

Salamun tinggal di rumah bersama keluarganya. Ayahnya sudah meninggal saat dia berusia 10 tahun, sedangkan ibunya meninggal beberapa tahun yang lalu. Salamun sendiri belum menikah.

Di bulan Agustus ini, rezeki tampaknya mendatangi Salamun. Ia kembali menerima sejumlah job menjadi badut.

"Bulan Agustus ini, tanggal 6, 7, 9,10, 15, 17, 22 dan 23 Agustus sudah ada," ujarnya.

Saat disinggung sampai kapan akan menjadi pekerja hiburan sebagai badut, Salamun menjawab selama tubuhnya masih kuat maka akan terus dilakoninya.

"Ya sampai kondisi saya masih kuat menghibur. Soalnya kalau kita menghibur dengan setulus hati, ikhlas, sama surga dekat nanti. Kita menghibur anak-anak, anak-anak kan belum punya dosa, jangan sampai menyakiti, insyaallah nanti kita dekat di surga," tuturnya seraya menyebut tiap Jumat ia menghibur orang-orang di pasar dengan memakai kostum badutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads