Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjadi pada bulan Agustus 2020. Namun, sebagian besar wilayah DIY diguyur hujan sejak sore hingga malam, kemarin. BMKG Yogyakarta memberikan penjelasan.
"Telah terjadi hujan dengan intensitas ringan di sebagian besar wilayah DIY pada sore-malam hari pada Selasa (11/8)," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Etik Styaningrum, dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (12/8/2020).
Berdasarkan analisis BMKG, fenomena itu terjadi karena pertemuan arus angin di wilayah Jawa. Ditandai dengan adanya belokan angin dan perlambatan kecepatan angin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan analisis pada lapisan ketinggian 700 mb pukul 00.00 UTC, hujan di wilayah DIY tersebut disebabkan oleh pertemuan arus angin di wilayah Jawa ditandai dengan belokan angin dan perlambatan kecepatan angin akibat aktivitas sirkulasi siklonik yang berpusat di perairan selatan NTT," terangnya.
Etik menjelaskan, dampak dari perlambatan kecepatan angin itu mengakibatkan penumpukan massa udara di wilayah Jawa yang mendukung pertumbuhan awan tipe Straitform (jenis awan rendah) bersifat merata.
"Menyebabkan hujan ringan cukup lama di wilayah DIY," urainya.
Menurutnya, fenomena ini hanya akan berlangsung sementara saja. Diprediksi kondisi ini hanya akan terjadi paling lama selama 2 hari.
Tonton video 'Sebulan Lebih Tak Turun Hujan, Puluhan Hektare Sawah di Subang Kering!':