Semangat Catur Ferianto (16) pelajar kelas MTs di Kabupaten Grobogan berbuah manis. Kisahnya viral ketika dia bekerja menjadi kuli bangunan supaya bisa membeli handphone untuk belajar secara daring. Kini dia telah mendapatkan perangkat tersebut.
Catur Ferianto merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Ayahnya sudah lanjut usia dan bekerja serabutan, ibunya tidak bekerja. Selama pandemi virus Corona atau (COVID-19) sistem belajar mengajar dilakukan secara daring. Namun terdapat kendala dalam sistem belajar mengajar seperti itu, salah satu siswa tidak memiliki HP, seperti yang dialami Catur.
Dalam setiap mengerjakan tugas sekolah tersebut, Catur kerap kali keteteran untuk mengumpulkan tugas-tugas dari sekolah. Sebab Catur harus menunggu HP milik Kakak perempuannya. Sedangkan Kakaknya tersebut pulang kerja di atas pukul 21.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini untuk mengerjakan tugas saya selalu meminjam HP milik Kakak," Kata Catur saat ditemui detikcom, Jumat (7/8).
Keinginan memiliki HP untuk belajar online, lantas membuat Catur nekat bekerja sebagai kuli bangunan. Hasil upah menjadi kuli rencananya akan dia gunakan untuk membeli smartphone.
Suwarsih, ibunya Catur, juga mengaku tidak mampu membelikan HP sebagai sarana belajar online. "Selama ini kan sejak ada Corona belajarnya di rumah. Itu perlu HP, kalau mengerjakan tugas itu si Catur pinjam HP mbak-nya," Terangnya.
Suwarsih sebenarnya tak sampai hati mengizinkan anaknya untuk bekerja sebagai kuli bangunan. Namun karena keinginan dan tekat yang keras dari sang anak, akhirnya izin untuk bekerja pun diberikan.
Tonton video 'Mendikbud Izinkan Dana BOS untuk Beli Kuota Internet Murid':
"Anaknya baik, rajin dan cekatan. Awalnya waktu minta izin untuk bekerja disini saya tolak. Karena masih kecil," Kata Marno pemilik rumah tempat bekerja Catur.
Namun di balik alasan keinginan dia ingin bekerja adalah untuk membeli HP, akhrinya Marno mengizinkan. "Tugas dia itu mengayak pasir, mengaduk semen, membersihkan sisa-sisa material. Anaknya tergolong rajin," Kata Marno.
Setelah kisahnya viral, Perwakilan Pemkab Grobogan yakni Kepala Dinas Pendidikan Amin Hidayat lantas mendatangi Catur di tempat lokasi dia bekerja. Dia mengaku ditugasi Bupati untuk memberikan HP agar anak bisa belajar online.
Kepada kepala dinas pendidikan, Catur bercerita jika dia sudah memiliki tabungan sebesar Rp 150 ribu. Tentu, uang itu belum cukup untuk membeli handphone (HP). Catur lalu diajak beli HP yang diinginkan.
"Senang bisa pilih sendiri HP yang diinginkan dan bisa belajar kapanpun tidak nunggu mbak (kakak) pulang kerja baru bisa pinjam," kata Catur, Minggu (9/8).