Korban Ungkap Begini Modus Dosen Swinger Dekati Targetnya

Korban Ungkap Begini Modus Dosen Swinger Dekati Targetnya

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 04 Agu 2020 14:08 WIB
A young woman protects herself by hand
Ilustrasi pelecehan seksual. (Foto: iStock)
Yogyakarta -

Video seorang pria mengaku bernama Bambang Ariyanto melakukan pelecehan seksual berkedok penelitian swinger beredar dan jadi perbincangan hangat di media sosial. Salah seorang korban mengungkap modus pria yang mengaku dosen itu saat melancarkan aksinya.

Korban berinisial I menulis cerita peristiwa yang dialaminya mulai dari perkenalan hingga percakapannya dengan Bambang di media sosialnya. detikcom telah meminta izin dan dipersilakan I untuk mengutip cerita tersebut.

Di awal ceritanya, I mengatakan dihubungi pria yang mengaku sebagai dosen melalui pesan singkat di Facebook. Keduanya tak pernah berkenalan atau bertemu sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cara mendekati aku dan target lain dengan modus riset itu dilakukan bertahap. Gak langsung sih," tulis I dan diposting pada Jumat (2/8).

Setelah mengungkap maksudnya kepada I bahwa dia akan meneliti soal swinger atau bertukar pasangan seks, Bambang lalu bicara soal kepercayaan dari narasumber penelitian swinger.

ADVERTISEMENT

"Menurutnya untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari nara sumber swinger, dia perlu melakukannya karena ini sesuatu yang banyak dan ada jaringannya. Menurutnya lagi, untuk bisa mendalami riset dan tau jaringannya itu ya harus melakukan," urai I.

Selanjutnya, kata I, Bambang mengaku sudah meminta bantuan istrinya dalam riset ini. Artinya, kata I, pria itu dan istrinya menyewa satu atau dua kamar lalu akan bertukar pasangan di situ.

"Pak dosen dengan istri temannya dan si istri itu dengan teman swingernya. Katanya si istri menolak dan marah. Kubilang wajar istri marah karena dia ngawur," lanjutnya.

"Di awal percakapan itu, kubiarkan dia ngoceh sambil kusambi-sambi. Dia cerita nikah lama 11 tahun dan tak punya anak," kata I.

I juga menceritakan, Bambang juga bertanya pendapatnya. Namun I menjawab pertanyaan itu dengan pendek-pendek dan ketus.

Menurutnya, yang dipaparkan Bambang padanya adalah penelitian yang bodoh.

"Mau meneliti soal pembunuh ya tak harus jadi pembunuh. Mau penelitian soal prostitusi ya gak harus beli dulu atau jadi PSK "Peneliti tak harus melakukan hal seperti yang diteliti," jawabku tegas. Kupikir penelitian apa. Jebul kayaknya dosen yang butuh cerita kemesumannya," ungkap I.

Tak berhenti di situ, beberapa hari kemudian I mendapat pesan dari akun yang sama tapi bunyinya mengaku sebagai istri pemilik akun.

"Tiba-tiba beberapa hari berikutnya aku dijapri dr akun itu, 'Mbak, aku istri mas X.. Ini dia lupa log out dan kubaca messagenya sama mbak. Aku bingung mbak harus gimana,' katanya. Awalnya aku tetep mikir khusnudzon dia perempuan yang butuh kutolong dan kudengarkan," kata I.

Namun berikutnya, I merasa semakin aneh dan yakin pesan itu ditulis oleh 'dosen' tersebut, bukan istrinya. I menyadari si dosen ingin pakai pendekatan curhat sesama perempuan.

"Rupanya mau modus pendekatan curhat sesama perempuan," tutur I.

"Kubilang bahwa itu tak benar. Kalau suami maksa ya tolak. Tapi sesembaknya bilang takut dicerai. "Ya tinggal milih mau diajak swinger, atau atau mau cerai," kataku tetep dingin. Bukannya tanpa empati. Soalnya aku ngrasa itu ya si dosen itu," urainya.

Beberapa hari kemudian, I kembali mendapat pesan dari seseorang yang mengaku istri di dosen. Kepada I, orang itu mengaku akan menuruti suaminya karena sudah berjanji hanya akan melakukannya sekali.

"Kayaknya pak Dosen kelainan dan butuh cerita fantasynya, kepuasannya, kebanggaannya dan kesenangannya melakukan swinger. Atau bisa jadi mencari yang sefrekuensi, mencari kemungkinan partner baru karena yang dijapri banyak. Gak kutanggapi," kata I.

"Beberapa hari lagi, masih berkedok istri japri lewat fb messenger suami yang gak log out, pura-pura lagi sedih dan nangis. Emang aneh sih. Tapi ya belum kublok saat itu," sambungnya.

Dalam pesan itu, orang yang mengaku istri dosen tersebut bercerita diajak melakukan swinger lagi.

"Kayak dia butuh banget tempat cerita tapi gak mau solusi. Kujawab kalau tanya pendapatku ya ceraikan saja. "Aku gak mau ditanya lagi. Karena jawabanku akan selalu sama," tegasku galak pada tanggal 13 Juli 2019," kata I.

"Berikutnya aku gak dijapri-japri lagi. Eh jebulnya semalam aku baru tau Pak dosen ini menjapri ke sana sini. Beberapa mengaku pernah dihubungi dengan modus penelitian swinger ini oleh si dosen ini," tuturnya.

"So buat yang lain, hati-hati ya. Hentikan percakapan dari awal. Jangan diladeni!" sarannya.

I menutup tulisannya dengan pernyataan bahwa tulisan ini bertujuan agar tak ada korban lainnya. Karena pria itu mengaku dosen, I mengaku khawatir pada mahasiswi-mahasiswinya.

Halaman 2 dari 2
(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads