Provinsi Jawa Tengah berada di urutan ketiga nasional penambahan kasus baru positif COVID-19 pada hari ini. Tercatat penambahan kasus positif virus Corona dalam sehari ini ada sebanyak 313 kasus.
Berdasarkan data dalam website covid19.go.id hari ini, urutan pertama nasional penambahan kasus positif COVID-19 adalah DKI Jakarta, bertambah sebanyak 577 kasus. Kemudian urutan kedua Jawa Timur yang bertambah sebanyak 359 kasus.
Data Selasa (28/7) kemarin, jumlah total kasus positif COVID-19 di Jawa Tengah sebanyak 8.807 kasus. Dengan penambahan 313 kasus baru maka kasus positif COVID-19 di Jateng hari ini mencapai 9.120 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu data dari covid19.go.id, jumlah kasus sembuh COVID-19 di Jawa Tengah per hari ini bertambah 277 dan berada di urutan kedua kesembuhan terbanyak. Untuk penambahan angka kematian Jawa Tengah di urutan ketiga dengan jumlah 12 orang.
Baca juga: Kota Solo Saat Ini Zona Merah COVID-19 |
Sebelumnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sudah berkomentar terkait terus bertambahnya angka terkonfirmasi COVID-19 di Jateng. Ganjar membenarkan salah satu penyebab yaitu masifnya tes yang target tes per harinya ditingkatkan.
"Iya (bertambah karena tes massal), tapi kemudian kita koreksi diri barangkali ada ketidakdisiplinan dan ini artinya kita butuh pengawasan yang lebih ketat," kata Ganjar di rumah dinasnya, Selasa (28/7/2020) malam.
"Tidak hanya pengawasan tapi juga edukasi. Maka saya minta peran serta masyarakat, teman-teman Bupati Wali Kota untuk bisa membantu mengoordinasikan di wilayahnya, kita siap bantu," imbuhnya.
Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan tim ahli juga sudah dilakukan. Aplikasi untuk mendukung gerakan Jogo Tonggo juga sedang disiapkan.
Sementara itu, hari ini Ganjar juga memberikan penjelasan untuk upaya mendorong target 4.911 tes dalam sehari, pihaknya menyiapkan anggaran sekitar Rp 149 miliar. Menurutnya untuk mengejar jumlah tes seperti di DKI Jakarta akan berbeda karena kondisi daerahnya.
"Ya DKI Jakarta kan sudah duit banyak, fasilitas banyak, penduduk ada di situ. Jadi kita bisa tiru, tapi kita coverage-nya lebih gede, jumlahnya gede. Karena anggaran tidak tinggi kita hitung harus standby sekitar Rp 149 miliar," kata Ganjar di kantornya.