Susah Sinyal, Siswa SMP di Banjarnegara Ini Terpaksa Belajar di Makam

Susah Sinyal, Siswa SMP di Banjarnegara Ini Terpaksa Belajar di Makam

Uje Hartono - detikNews
Selasa, 28 Jul 2020 17:37 WIB
Sejumlah siswa SMP di Banjarnegara Ini terpaksa belajar di kompleks makam karena terkendala sinyal internet, Selasa (28/7/2020).
Sejumlah siswa SMP di Banjarnegara Ini terpaksa belajar di kompleks makam karena terkendala sinyal internet, Selasa (28/7/2020). (Foto: UjeΒ Hartono/detikcom)
Banjarnegara -

Sejumlah siswa SMP di Dusun Sukawera, Desa Pasuruhan, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah tampak tekun belajar meski berada di kompleks makam. Mereka tidak punya pilihan lain karena tempat ini satu-satunya lokasi yang memungkinkan mendapatkan sinyal atau jaringan internet untuk belajar online atau daring.

Lokasi makam yang berada lebih tinggi dibanding permukiman warga ini menjadi tempat belajar para siswa dari pagi hingga siang hari. Hal ini sudah menjadi rutinitas mereka sejak diberlakukannya belajar jarak jauh akibat pandemi virus Corona atau COVID-19.

Salah satunya dilakukan Dian Ferawati. Siswi kelas IX SMP Negeri 2 Karangkobar ini menuturkan jika di rumahnya tidak bisa menjangkau sinyal internet. Sehingga, ia bersama teman-temannya terpaksa belajar dan mengerjakan tugas di makam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau di rumah tidak ada sinyal. Jadi terpaksa kalau belajar di sini (makam). Satu-satunya yang bisa ada sinyalnya ya di sini (makam)," kata Dian saat ditemui di makam Desa Pasuruhan, Selasa (28/7/2020).

Sejumlah siswa SMP di Banjarnegara Ini terpaksa belajar di kompleks makam karena terkendala sinyal internet, Selasa (28/7/2020).Sejumlah siswa SMP di Banjarnegara Ini terpaksa belajar di kompleks makam karena terkendala sinyal internet, Selasa (28/7/2020). Foto: Uje Hartono/detikcom

Menurutnya, tugas dari sekolah diberikan kepada siswa melalui aplikasi percakapan, termasuk juga saat mengumpulkannya. Hal ini dilakukan lantaran belum bisa kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.

ADVERTISEMENT

"Tugas dari guru diberikan melalui WhatsApp. Begitu juga pas mengumpulkannya juga lewat WhatsApp. Jadi memang butuh sinyal internet," jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Liftia Nur Fajriah. Menurut siswi SMP Negeri 2 Karangkobar ini, belajar di makam sudah menjadi rutinitas bersama teman-temannya sejak diberlakukannya belajar daring. Biasanya, ia belajar mulai pukul 07.00 WIB hingga siang hari.

"Kalau belajar di sini biasanya mulainya jam 7 pagi sampai siang. Kadang sampai jam 2 siang," terang Liftia.

Hingga saat ini, ia mengaku tidak takut meski harus belajar di makam. Mengingat selama ini selalu dilakukan ramai-ramai bersama temannya.

"Sampai sekarang tidak takut karena kalau belajar di makam ramai-ramai, dan untungnya juga tidak hujan pagi-pagi," tuturnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads