Penemuan puluhan kilogram perhiasan emas dan perak di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten pada Oktober 1990 silam kembali menjadi sorotan. Ternyata selain perhiasan, emas yang ditemukan puluhan tahun silam itu dipakai untuk kepentingan upacara.
"Temuan di Desa Wonoboyo itu ada dua peruntukan. Ada untuk alat upacara dan perhiasan," kata Pamong Budaya Madya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng Deny Wahju Hidajat saat ditemui detikcom di kantornya, Senin (27/7/2020).
Deny menyebut temuan di Desa Wonoboyo itu terdiri dari berbagai jenis. Di antaranya kelat bahu, gelang, hingga mahkota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain kelat bahu, gelang, kalung, mahkota, tas, badhong, gayung ada juga bokor, teko dan mata uang emas cukup banyak. Terbuat dari emas 18 karat," jelas Deny.
Deny menuturkan di lokasi penemuan perhiasan itu juga ditemukan batu bata maupun blok batu kapur. Diduga lokasi tersebut merupakan permukiman penduduk atau seorang tokoh.
"Iya permukiman kuno. Dimungkinkan juga pejabat kerajaan," lanjut Deny.
Dia menambahkan temuan itu merupakan salah satu penemuan artefak kuno terbesar. Sehingga perhiasan emas itu kini disimpan di Museum Nasional di Jakarta.
"Tidak cuma temuan besar di Jateng. Temuan emas di Wonoboyo itu disimpan di Museum Nasional Jakarta jadi masterpiece," terang Deny.
Dia menerangkan perhiasan emas yang ditemukan itu diduga peninggalan masa Mataram Kuno atau Mataram Hindhu. Ada dugaan perhiasan itu terkait dengan situs candi di Desa Dompyongan.
"Peninggalan Mataram Kuno abad VIII-IX. Kemungkinan ada kaitannya dengan di Dompyongan yang ada candinya," jelas Deny.
Hal senada juga disampaikan Kades Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Supardiyono. Supardiyono menduga temuan emas kuno itu terkait dengan situs candi di Desa Dompyongan mengingat jaraknya tak jauh dari desanya.
"Bisa jadi ada kaitannya. Sebab Dompyongan itu tetangga desa," kata Supardiyono kepada detikcom.
Sebelumnya diberitakan, puluhan kilogram emas ditemukan di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten pada Oktober 1990 silam. Para penemu perhiasan emas itu yakni Sudadi, Widodo, Wito Lakon, Hadi Sihono, Surip dan Sumarno.
Kala itu mereka menemukan perhiasan-perhiasan emas itu di dalam empat guci tembaga yang terkubur di dalam tanah.