Mengenal Kadga, Bentuk Awal Mula Keris

Mengenal Kadga, Bentuk Awal Mula Keris

Kristina - detikNews
Sabtu, 25 Jul 2020 15:33 WIB
Katga, koleksi Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Jumat (24/7/2020).
Kadga, koleksi Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Jumat (24/7/2020). (Foto: Kristina/detikcom)
Yogyakarta -

Seiring berjalannya waktu, pusaka seperti keris mengalami perkembangan, baik dari segi bentuk maupun ukuran. Keris pertama kali dalam sejarah, seperti yang berada dalam koleksi Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, terlihat sederhana dan tidak memiliki pamor. Keris tersebut dinamakan Kadga.

Kadga dibuat pada masa Kerajaan Hindu-Buddha. Benda ini awalnya merupakan senjata tikam seperti belati. Terdapat pegangan melintang pada gagang Kadga yang berfungsi agar tidak terjatuh saat dipegang. Berbentuk lancip untuk versi Hindu dan agak tumpul untuk Buddha. Berukuran pendek kurang lebih sekitar 10 cm. Kadga inilah yang kemudian menjadi cikal bakal keris Nusantara.

Ditinjau dari segi estetis, Kadga memiliki estetika yang tergolong sederhana. Dikatakan pula oleh Sumitro, Kurator Keris Museum Sonobudoyo (Purn.) bentuk Kadga masih biasa saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau yang paling tua sekali, kita punya awal mulanya keris. Ini belum mengenal nilai penampilan istilahnya belum mengenal estetika. Masih biasa saja. Namanya Kadga," kata Sumitro saat ditemui detikcom di ruang penyimpanan Museum Sonobudoyo Unit II, Jumat (24/7/2020).

Cara pemegangan Kadga juga berbeda dengan keris yang lainnya. Layaknya senjata tikam. Ujung mata Kadga akan mengarah ke bawah.

ADVERTISEMENT
Replika Katga, koleksi Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Jumat (24/7/2020).Replika Kadga, koleksi Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Jumat (24/7/2020). Foto: Kristina/detikcom

Pada awalnya Kadga berukuran panjang. Seiring perkembangan waktu terjadi pengurangan ukuran. Kadga dengan ukuran panjang dinamakan Pedang Nandaka Kadga.

"Jadi Kadga dulunya itu berukuran panjang. Namanya Pedang Nandaka Kadga. Itu pedangnya panjang. Seiring berjalannya waktu itu dipendekkan dibuat seukuran pisau belati," lanjut Sumitro.

Jika berkunjung ke Candi Borobudur, Kadga dapat ditemukan dalam beberapa relief yang ada di candi. Dapat diamati pula senjata yang dibawa oleh patung Gupala merupakan Kadga.

Dalam proses pembuatannya, keris dibuat mengikuti pakem yang ada. Terdapat beberapa ubarampe (syarat-syarat) yang harus disiapkan sebelum pembuatan keris. Hal tersebut dijelaskan pula dalam beberapa naskah yang ada di Museum Sonobudoyo. Seorang empu tidak akan membuat keris yang tidak sesuai dengan orang yang meminta.

Kurator Keris Museum Sonobudoyo, Sumitro, Jumat (24/7/2020).Kurator Keris Museum Sonobudoyo, Sumitro, Jumat (24/7/2020). Foto: Kristina/detikcom

"Seseorang yang menghadap empu untuk dibuatkan keris tidak seorang empu mengizinkan. Empu tanya dulu bapak ini statusnya apa, pegawai atau petani atau apa, kalau petani ini Tilam Upih, Tilam Sari. Pedagang kerisnya harusnya ini. Tidak bisa suruh buatin apa itu tidak bisa. Harus sesuai dengan profesi seseorang," tambahnya.

Keris merupakan simbol dari kehidupan manusia. Sumitro menyebutnya dalam tiga hal antara lain Hablum Minallah, Hablum Minannas, Hablum Minalam.

"Hablum Minallah, keris itu yang membuat empu. Bahan-bahannya berasal dari Sang Pencipta nggih ta (iya kan). Besi dari Tuhan, kayu dari Tuhan dan empu sendiri adalah ciptaan Tuhan. Tidak semua orang bisa menjadi empu. Terus Hablum Minannas, keris dibuat oleh manusia, digunakan untuk kebutuhan manusia. Lalu Hablum Minalam, besi, kayu, batu permata, dan aksesoris lainnya juga dari alam," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads