Dimas Ibnu Alias, siswa kelas 7 SMP N 1 Rembang tetap semangat sekolah meski sendirian karena tak memiliki smartphone untuk belajar online. Sang ayah Didik Suroso bercerita ponsel miliknya rusak, selain itu dia tak mampu beli kuota.
"Punya HP, tapi baterainya rusak, jadi nggak bisa dipakai, sudah cukup lama rusaknya. Ya memang inisiatif saya dan ibunya, juga anak saya ini semangat berangkat sekolah. Ya diantar sama ibunya naik sepeda onthel (sepeda kayuh). Punyanya itu," ujarnya kepada wartawan di rumahnya Desa Pantiharjo Rt 1 Rw 1 Kecamatan Kaliori, Rembang, Jumat (24/7/2020).
Didik yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan ini sudah dua bulan tak melaut. Sedangkan sang ibu bekerja sebagai buruh pengupas rajungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya nelayan cukrik nangkap rajungan. Sudah dua bulan ini nggak ada tangkapan, jadi ya menganggur. Istri buruh kupas rajungan, jadi di musim seperti ini sama sekali tidak ada pemasukan. Sekarang untuk nafkah keluarga serabutan, apa saja yang penting dapat uang," kata Didik.
Dimas mengaku tak canggung meski berada di kelas atau sekolah seorang diri tanpa teman. Dia memahami kondisi ayahnya yang tak mampu membelikannya kuota.
"Bapak saya tidak mampu beli kuota. Ya karena saya ingin pintar, biar rangking," kata Dimas di sekolahnya.
Di sisi lain, Dimas mengaku kesepian karena menjalani kegiatan belajar mengajar tatap muka seorang diri. Sedangkan ia terbiasa belajar di sekolah bersama dengan teman-temannya dan bermain ketika jam istirahat.
"Ya kesepian, biasanya kana da teman banyak. Ini sendirian, nggak bisa main bareng pas jam istirahat," terangnya.
Tonton video 'Cerita Dimas yang Masuk Sekolah Sendirian di Tengah Pandemi':