Sapi Betina Dijual untuk Hewan Kurban, Pemkab Brebes Lakukan Ini

Sapi Betina Dijual untuk Hewan Kurban, Pemkab Brebes Lakukan Ini

Imam Suripto - detikNews
Kamis, 23 Jul 2020 14:17 WIB
Pengecekan hewan kurban di Pasar Bumiayu, Brebes
Foto: Pengecekan hewan kurban di Pasar Bumiayu, Brebes (Imam Suripto/detikcom)
Brebes -

Menjelang hari raya Idul Adha, Dinas Peternakan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mulai rutin memantau pasar-pasar yang menjual hewan kurban. Ada temuan sapi betina yang dijual sebagai hewan kurban.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Brebes, drh Ismu Subroto mengatakan pemeriksaan ini dilakukan untuk mengecek penyakit secara umum. Khusus bagi sapi betina, selain diperiksa fisik juga diperiksa kesehatan reproduksinya.

"Kemarin di pasar hewan, kami temukan penjualan delapan ekor sapi potong betina. Setelah kami periksa, dua sedang bunting. Kami larang sapi bunting ini untuk dipotong. Kalau yang enam, silakan dipotong," kata Ismu kepada wartawan di kantornya, Jl Taman Siswa, Brebes, Kamis (23/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ismu menuturkan pihaknya rutin mengecek hewan betina untuk memastikan hewan tersebut sudah tidak produktif. Dia meminta para pedagang tidak menjual hewan-hewan betina yang produktif sebagai hewan kurban.

"Untuk menjadi perhatian semua, jangan potong hewan betina yang masih bisa bunting agar terus beranak pinak. Kecuali yang sudah permanen tidak akan punya anak lagi. Baik untuk konsumsi maupun kurban," tutur Ismu.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut menyembelih hewan betina produktif lebih banyak ruginya. Selain harganya lebih murah daripada pejantan, hewan betina ini kehilangan kesempatan untuk beranak pinak.

"Rata-rata, saya contohkan sapi, itu bisa beranak tujuh kali selama hidup. Jadi kalau dipotong saat reproduksinya normal dan sehat itu artinya kehilangan kesempatan beranak tujuh kali," ungkapnya.

Untuk mengantisipasi pemotongan hewan betina produktif ini, Dinas Peternakan memberikan surat keterangan status reproduksi (SKSR) untuk hewan betina yang telah diperiksa. SKSR ini menjadi semacam surat rekomendasi bagi hewan betina untuk disembelih di rumah pemotongan hewan (RPH).

"Tukang jagal baik di RPH atau panitia kurban harus perhatikan bila akan potong hewan betina. Kalau SKSR tertulis masih produktif jangan sampai dipotong. Setop potong betina produktif," tegasnya.

Terpisah, seorang pedagang sapi asal Kecamatan Bantarkawung, Dastar (41) mengaku kerap didatangi pembeli yang mencari sapi betina untuk kurban.

"Beberapa kali pernah ada yang beli betina untuk kurban. Tapi kebanyakan sih carinya laki-laki (jantan)," tutur Dastar.

Dastar menyebut alasan para pembeli mencari betina karena harganya lebih murah dibandingkan pejantan. Selain itu, untuk jenis sapi siap potong ada selisih harga antara Rp 3-5 juta per ekor.

"Karena harganya lebih murah jadi belinya betina. Selisihnya antara Rp 3-5 juta tiap ekornya. Jantan memang lebih mahal harganya," pungkas Dastar.

Halaman 2 dari 2
(ams/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads