Sebuah posting-an iklan jual beli tanah di Kudus membuat heboh warganet. Bukan soal tanahnya, tapi karena bonusnya adalah bisa memperistri adik si pengiklan bernama Dewi Rosalia Indah. Apa kata pakar?
Dosen periklanan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Likha Sari Anggreni, melihat bahwa iklan dibuat demikian agar menarik minat calon pembeli. Diharapkan melalui iklan tersebut, akan ada orang yang betul-betul membeli tanah.
"Kalau dari sisi komunikasi pasti iklan tersebut bisa menarik menarik massa. Tujuan dari iklan kan perubahan perilaku, yaitu agar orang membeli, caranya dengan persuasi," kata Likha saat dihubungi detikcom, Rabu (22/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, memang iklan tersebut menjadi sebuah fenomena. Sebab biasanya iklan menawarkan bonus berupa barang dan jasa, tapi kini bonusnya berupa orang.
"Bisa jadi memang sebuah strategi. Analoginya seperti orang membeli produk karena tertarik brand ambassador-nya. Atau orang membeli produk karena ada hadiahnya," ujar dia.
Terkait kemungkinan adanya pelanggaran, Likha menilai hal tersebut masuk dalam ranah etika periklanan. Beberapa hal yang diatur dalam etika periklanan yaitu pornografi hingga pemeran dalam iklan.
"Tapi etika ini masih belum bisa dibawa ke ranah hukum. Sebenarnya banyak iklan yang melanggar tapi pengiklan tidak sadar itu melanggar," katanya.
Diberitakan sebelumnya, iklan penjualan tanah di Kudus yang di-posting oleh seorang pria bernama Aris viral dan ramai dibahas di media sosial. Aris mengatakan pembeli tanahnya bisa memperistri adiknya jika berjodoh.
Ternyata iklan tersebut memang bukan sekadar strategi iklan. Aris juga sekaligus mencarikan jodoh adiknya yang sudah bercerai dan menjadi single parent.
(rih/mbr)