Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin di Banjarnegara memperketat kembalinya santri ke asrama. Salah satu tahapan yang harus dilalui ribuan santri di ponpes tersebut yakni menjalani masa karantina selama 14 hari.
Pengasuh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Muhammad Chamzah mengatakan, kembalinya santri ke lingkungan pondok dilakukan secara bertahap. Hal ini dilakukan guna meminimalisir penularan virus Corona atau COVID-19.
"Sekarang sudah diizinkan untuk kembali ke pondok. Tetapi dilakukan bertahap. Pertama 400 santri dan seterusnya. Supaya mudah untuk mengecek kesehatan santri," ujarnya kepada wartawan di Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin, Banjarnegara, Minggu (19/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, santri yang masih berada di rumah tidak perlu khawatir. Sebab, mereka tetap bisa mengikuti pengajian secara online.
![]() |
"Karena dilakukan bertahap, otomatis santri masih ada yang di rumah. Tetapi tidak apa-apa, karena mereka tetap bisa mengikuti pengajian dari rumah melalui medsos," kata dia.
Setelah berada di lingkungan pondok, para santri harus tinggal di ruang karantina selama 14 hari. Pihak pondok telah menyediakan 50 ruangan yang digunakan untuk karantina.
"Satu ruangan sekitar 5 sampai 10 anak selama 14 hari," terangnya.
Selain itu, pondok pesantren yang memiliki 4.000 santri ini juga rutin mengecek kesehatan santri. Misalnya, mengecek suhu tubuh hingga penyemprotan disinfektan.
"Sampai detik ini tidak ada yang reaktif ataupun positif (COVID-19). Tetapi, meski demikian, protokol kesehatan tetap kami lakukan. Jaga jarak, memakai masker, mengecek suhu tubuh dan lainnya. Kami juga bekerjasama dengan RSI Banjarnegara dan Puskesmas untuk tenaga kesehatannya," tuturnya.