Pedagang hewan kurban di Kudus, Jawa Tengah, Sugeng Irawan (40) memiliki cara khusus untuk menjaga kesehatan ternak dagangannya. Salah satu terapi yang dilakukan adalah dengan memijat.
Pantauan detikcom di kandang milik Sugeng di Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kudus, tampak sejumlah pekerjanya sibuk merawat ratusan ekor kerbau. Ada yang memberi minum, makan, hingga memijat kerbau.
Sugeng mengatakan kerbau yang sedang terlihat tidak sehat dan nafsu makan berkurang langsung mendapatkan pelayanan dengan dipijat. Mulai dari menepuk-nepuk bagian kepala hingga kaki bagian belakang. Pijat hewan ini dilakukan agar stamina hewan tetap terjaga, apalagi hewan baru datang dari luar daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya setelah perjalanan dari jauh, karena ambil hewan kerbau ini dari Jawa Timur. Kita lihat setelah turun dari kendaraan satu hingga dua hari, jika kesehatan menurun kita urut (pijat) dan kita berikan jamu, itu pasti," kata Sugeng saat ditemui wartawan di kandangnya, Kamis (16/7/2020).
Menurut Sugeng, pijat dilakukan di bagian tertentu tubuh hewan. Karena saraf badan yang dipijat akan mempengaruhi kesehatan dari hewan itu sendiri.
"Biasanya kita urut-urut di bagian tertentu, di bagian saraf-saraf pada bagian tertentu," ujar dia.
![]() |
Tidak hanya pijat, Sugeng juga secara teratur memberikan ramuan jamu tradisional hingga mendatangkan mantri untuk mengecek kesehatan hewan. Dia juga mengaku memiliki ramuan jamu untuk menjaga kesehatan hewan, hanya dia tidak mau menjelaskan ramuan jamu tersebut.
"Manusia aja kan capai, hewan seperti itu. Setelah itu kita bongkar, kita dikandangkan setelah dua hari, kita berikan vitamin, jamuan, tiga hari ke depan nafsu makan baik yang kita anggap sehat," terang Sugeng yang sudah menekuni berdagang hewan kurban sejak 20 tahun lalu.
Apalagi, lanjutnya, saat menjelang Idul Adha banyak hewan yang dititipkan di kandangnya. Bahkan hingga kini ada sebanyak 200 ekor kerbau yang masih dititipkan.
"Kalau di sini pembeli itu beli dan terimanya pas hari H. Alias terima waktu dibutuhkan, misalnya beli tanggal 15 kebutuhan tanggal 30 kita antarkan pada tanggal 30. Sehingga ini banyak yang masih dititipkan di sini, ini sampai 200 ekor kerbau (yang masih dititipkan)," jelas dia.
Tonton video 'Antisipasi Antraks, Hewan Kurban di Gorontalo Dicek Kesehatannya':
Biasanya hewan kurban yang dititipkan akan diantarkan setelah mendekati Idul Adha. Bisa H-1 atau H-2 bahkan ada yang H+1, tergantung pembeli dan kebutuhan.
"Intinya penitipan itu transaksi terjadi langsung secara otomatis penitipan, jadi nego harga dan jadi, itu plus penitipan dan pengantaran sesuai dengan permintaan konsumen, bisa H-1, H-2 terus ada yang H+1, kita turuti permintaan pembeli," kata Sugeng.
Lebih lanjut, Sugeng menjelaskan jumlah hewan kerbau yang dia jual totalnya ada sebanyak 281 ekor. Saat ini sudah laku sekitar 240 ekor. Di mana 200 ekor masih dititipkan dan 40 ekor kerbau sudah diantarkan kepada pembeli.
"Tahun lalu kita bisa mencapai 400 ekor kerbau. Namun tahun ini hanya menyediakan sekitar 281 ekor kerbau, ini karena adanya pandemi Corona ini," jelasnya.
Adapun untuk harga hewan kerbau dipatok Rp 15 juta hingga Rp 50 juta per ekor. Harga itu sudah termasuk biaya perawatan saat dititipkan. Karena rata-rata biaya perawatan saat dilakukan penitipan satu bulan Rp 500 ribu per ekor.
"Untuk perawatan biasanya satu bulan rata-rata Rp 500 ribu, sudah termasuk makan, minum, pijat, hingga perawatan yang lain ," tandas dia.