Kabupaten Boyolali kini menjadi zona merah penyebaran virus Corona atau COVID-19. Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali bakal melakukan tes swab masif untuk memastikan kontak erat pasien positif Corona.
"Kami juga akan meningkatkan kapasitas pemeriksaan swab tenggorokan di Rumah Sakit Darurat (COVID-19 Boyolali), dari biasanya 30-an menjadi 150 per hari. Yang harapannya kita akan menjaring semakin banyak kontak erat," kata Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina, Selasa (14/7/2020).
Lina, sapaan karibnya, berharap dengan tes swab masif ini pihaknya bisa menjaring kontak erat kasus positif Corona di wilayahnya. Dia berharap semakin cepat terdeteksi maka penanganan bisa semakin efektif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau terdeteksi ada yang positif itu akan kita karantina secepat-cepatnya. Sehingga yang bersangkutan jangan sampai menjadi sumber penularan di lingkungannya maupun masyarakat di Kabupaten Boyolali," ujar Lina.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Boyolali, Masruri mengaku meningkatnya kasus Corona di wilayahnya dari hasil tracing pasien positif Corona. Masruri menyebut pihaknya juga bakal mengurangi rapid test dan mengintensifkan tes swab.
"Nanti yang rapid test akan kita kurangi, tapi yang swab akan kita tambah, supaya nanti bisa kelihatan agak jelas," kata Masruri kemarin.
Diberitakan sebelumnya, jumlah kasus positif COVID-19 di Boyolali terus bertambah dan sebarannya juga semakin meluas. Berdasarkan perhitungan indikator kesehatan masyarakat, nilainya juga semakin menurun. Kini nilainya 1,38 dan masuk kategori zona risiko tinggi atau zona merah.
Jumlah kasus positif COVID-19 di Boyolali saat ini berjumlah 87 kasus. Rinciannya, yang sudah dinyatakan sembuh 53 pasien, masih dirawat 31 dan meninggal dunia 3 orang.