Gambaran Data yang Membuat Solo Zona Hitam Corona

Gambaran Data yang Membuat Solo Zona Hitam Corona

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Senin, 13 Jul 2020 11:10 WIB
Poster
Ilustrasi pandemi Corona (Edi Wahyono/detikcom)
Solo -

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo mengumumkan penambahan 18 kasus baru yang membuat wilayah ini pecah rekor. Bahkan Gugus Tugas mengistilahkan zona merah menjadi Solo zona hitam Corona. Seperti apa gambarannya?

Selama ini penambahan kasus positif Corona di Solo cenderung terkendali pada angka 1-2. Sering kali juga tak ada penambahan kasus baru dalam waktu yang lama.

Namun, pada Minggu (12/7), kasus baru tiba-tiba melonjak hingga 18. Jumlah kumulatif kasus dari 45 menjadi 63 orang positif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya tambah 1-2 orang, hari ini tambah 18 orang. Sudah bukan zona merah lagi, zona hitam," kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo Ahyani kepada wartawan, Minggu (12/7).

Dari jumlah kumulatif 63 orang positif pada Minggu kemarin, rinciannya yakni 22 dirawat, 4 meninggal, dan 37 sembuh.

ADVERTISEMENT

Kemudian data kasus pasien dalam pengawasan (PDP) virus Corona di Solo, ada penambahan 3 kasus baru. Jumlah PDP kumulatif ada 292 PDP dengan rincian 8 orang masih dirawat, 246 orang sembuh, dan 38 orang meninggal.

Penambahan 18 kasus positif disebut banyak disumbang dari klaster tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr Moewardi (RSDM). Seperti diberitakan, 25 dokter yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PDSS) Paru Universitas Sebelas Maret (UNS) di RSDM dinyatakan positif virus Corona pada Sabtu (11/7) malam.

"Dari 25 orang itu, yang dinotifikasi sebagai warga Solo ada 15 orang. Tiga orang lainnya masyarakat umum selain nakes," ujar dia.

Dari tiga orang non-nakes itu, salah satunya adalah bayi 1 tahun asal Kelurahan Mojosongo. Lalu ada seorang anggota DPRD Jawa Tengah dari Partai Golkar bernama Syamsul Bahri. Syamsul dinyatakan meninggal pada Minggu malam.

Dengan meninggalnya Syamsul Bahri, jumlah kematian karena virus Corona di Solo bertambah menjadi lima orang. Terakhir kali Pemkot Solo mencatatkan kasus kematian karena positif virus Corona, yakni pada 29 April 2020.

Selain kasus tersebut, masih ada beberapa kasus positif virus Corona yang terjadi di Solo namun tidak masuk ke dalam data. Sebab, mereka berasal dari luar kota Solo.

Kasus tersebut antara lain penjual tahu kupat yang berjualan di timur RS Kasih Ibu Solo yang dikonfirmasi positif virus Corona. Meski ber-KTP Purwosari, Solo, penjual tersebut lama tinggal di Cemani, Sukoharjo.

Kemudian ada seorang pedagang Pasar Harjodaksino, Solo, yang dinyatakan meninggal karena virus Corona. Meski berdagang di Solo, dia merupakan warga Desa Toriyo, Bendosari, Sukoharjo.

Ahyani meminta masyarakat semakin waspada terhadap virus Corona. Dia menegaskan akan tetap melarang sekolah-sekolah melakukan kegiatan tatap muka. Selain itu, acara hajatan di rumah dilarang.

"Kemarin malah ada yang mau bikin pasar malam. Pokoknya sekolah masih belum kita izinkan tatap muka. Hajatan di rumah tidak boleh. Hajatan di tempat umum saja dengan protokol kesehatan," ujar dia.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads