Biyem Setyo Utomo atau yang lebih dikenal dengan nama Mbah Lindu, penjual gudeg legendaris di Yogyakarta, mengembuskan napas terakhirnya petang ini. Sudah puluhan tahun Mbah Lindu berjualan makanan khas Yogyakarta itu di Jalan Sosrowijayan, Kota Yogyakarta.
Mbah Lindu meninggalkan tiga orang anak. Ratiyah (54), salah satu anak Mbah Lindu menceritakan, sebelum meninggal ibunya punya permintaan. Almarhumah ingin saat meninggal nantinya agar anak dan cucunya yang memikul keranda dan mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir.
"Ya dulu sempat cerita, kalau meninggal inginnya dipikul oleh anak cucu," kata Ratiyah saat ditemui di rumah duka, Klebengan, Catirtunggal, Depok, Sleman, Minggu (12/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permintaan Mbah Lindu lainnya, dia ingin agar sepeninggalnya semua anak cucu bisa hidup guyub rukun.
"Ya cuma pangestoni semua anak cucu yang guyub rukun," katanya mengulangi pesan Mbah Lindu.
Sementara itu, Mudiati (62) yang merupakan keponakan Mbah Lindu mengungkapkan jika Mbah Lindu sempat dirawat di RS Panti Rapih selama dua hari. Yaitu setelah terjatuh ketika hendak ke dapur.
"Mbah Lindu itu masih sering bantu ngupas telur dan metik cabai. Lalu pada tanggal 6 Juni jatuh saat ke dapur dan sempat dirawat di Panti Rapih selama dua hari lalu diperbolehkan pulang karena tidak ada penyakit," ungkapnya.
Dia mengungkapkan, setelah terjatuh Mbah Lindu masih beraktivitas seperti biasa. Hanya saja tiga hari sebelum meninggal sempat tidak mau makan.
"Sehat tidak ada sakit apa-apa. Sehat, masih makan. Tapi tidak mau makan sejak tiga hari ini. Tadi sebelum nggak ada (meninggal) masih mau minum. Bahkan semalam masih cerita sama cucunya dan direkam. Mbah Lindu menceritakan sejarahnya jualan," ungkapnya.
Sebagai penjual gudeg legendaris di Yogyakarta, semangat Mbah Lindu untuk berjualan tetap ada. Saat ini, usaha gudeg diteruskan oleh anak-anaknya.
"Mbah Lindu itu masih ingin ikut jualan walaupun sudah sepuh. Baru dua tahun ini berhenti jualan," paparnya.
Kini, Mbah Lindu telah berpulang. Rencananya jenazah almarhumah akan dimakamkan Senin (13/7) siang di makam Klebengan.
"Dimakamkan besok siang jam 11.00 WIB di makam Klebengan," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, kabar duka datang dari Kota Gudeg, Yogyakarta. Mbah Lindu atau yang bernama asli Setya Utomo dikabarkan meninggal dunia, Minggu (12/7/2020). Mbah Lindu dikenal sebagai salah seorang penjual gudeg legendaris di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kabar meninggalnya Mbah Lindu dibenarkan oleh pihak keluarga almarhumah, Mudiati (62).
"Iya, Mbah Lindu meninggal pukul 18.00 WIB. Penyebabnya karena memang sudah tua. Usianya sudah 100 tahun lebih," kata Mudiati saat ditemui wartawan di rumah duka, Klebengan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Minggu (12/7/2020).
Seperti diberitakan, Mbah Lindu terkenal sebagai penjual gudeg tertua di Yogyakarta. Di umurnya yang sudah senja, ia masih memasak dan berjualan gudeg.
Menyebut racikan gudeg legendaris tak bisa meninggalkan Mbah Lindu di Yogyakarta. Sejak zaman penjajahan Jepang, wanita bernama asli Setya Utomo ini sudah berjualan gudeg.
Dulu ia menjajakan gudegnya dengan berjalan kaki dari Klebengan, Sleman hingga ke kawasan Kaliurang. Bahkan Mbah Lindu sempat mengalami transaksi menggunakan mata uang 'benggol' dan sen.