Massa yang mengatasnamakan diri dari ormas Islam, mahasiswa, dan pemuda melakuakn long march dari Masjid Agung Al-Aqso menuju ke Gedung DPRD Klaten. Mereka menggelar aksi menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) maupun RUU Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP).
Pantauan di lokasi, Minggu (5/7), sejak pukul 07.00 WIB massa mulai berkumpul di masjid Agung Al-Aqso. Mereka menggelar orasi sebelum mulai berjalan kaki sekitar 4 km ke gedung DPRD di Jalan Pemuda.
Sekitar pukul 09.00 WIB, massa yang bermasker kemudian bergerak dengan pengawalan polisi. Mereka berjalan kaki dengan membawa poster dan spanduk penolakan RUU HIP. Massa berhenti di sekitar tugu Adipura dekat gedung DPRD untuk berorasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama aksi demo ini, arus kendaraan dari Solo ke arah Yogyakarta dialihkan ke Jl Lingkar Selatan. Sementara arus lalu lintas dari arah sebaliknya lancar.
"Kami hanya meneruskan maklumat dari Ormas Islam dan MUI yang menolak RUU HIP maupun diganti dengan yang lain. Kami tetap tidak setuju," kata Ketua Aliansi Laskar Islam Klaten, Sugiyanto saat aksi di masjid Al-Aqso Jalan Yogya-Solo, Jonggrangan, Klaten Utara, Minggu (5/7/2020).
Sugiyanto menyebut kemunculan RUU itu dikhawatirkan bakal mengubah dasar bernegara. Pihaknya juga menolak RUU HIP diganti menjadi RUU PIP.
"Kami tetap tidak setuju, sama dengan ormas Islam seluruhnya. Kami tetap menolak diganti dengan PIP dan tuntutan kami hanya satu cabut RUU itu dari Prolegnas," lanjut Sugiyanto.
Di lokasi yang sama, Ustad Suhari mengatakan Pancasila merupakan kesepakatan pendiri negara Indonesia. Pancasila adalah titik kompromi umat Islam.
"Sebelum 18 Agustus 1945 bunyi Sila 1 itu ditambah dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya, tujuh kata itu direlakan umat Islam untuk dihilangkan. Sekarang mereka ingin meniadakan sila 1 itu," kata Suhari dalam orasinya.
Tonton video 'Bertemu PBNU, Bamsoet: Sepakat, Cabut RUU HIP':