Seorang pedagang bakso cuanki di Kembangan, Jakarta Barat, WS (20) mengakui telah meludahi dagangannya dengan dalih agar dagangannya laku. Praktik tak higienis ini menurut WS, merupakan petunjuk dari guru spiritualnya agar dagangannya laris.
Dosen Jurusan Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) Abdul Jawat Nur menuturkan praktik semacam meludahi makanan dengan dalih penglaris memang masih berkembang di masyarakat. Tak hanya meludahi dagangannya, pedagang itu biasanya juga merapalkan mantra.
"Menurut sebagian kepercayaan masyarakat, memang ada yang menjalankan praktik semacam itu untuk penglarisan, diludahi sambil dibacakan mantra tertentu. Harapannya, makanannya bisa laris," kata Jawat kepada detikcom, Jumat (26/6/2020) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jawat menyebut praktik meludahi dagangan dengan dalih penglaris sudah lama ada. Meski begitu, dia tak mau menyebut pedagang daerah mana saja yang melakukan praktik tersebut.
"Saya tidak bisa tunjuk daerahnya ya. Banyak pedagang makanan yang menggunakan mantra penglaris," terangnya.
Lantas bagaimana ciri makanan berpenglaris? Jawat pun mengungkap salah satu ciri-cirinya.
"Ada kan kalau kita makan di warungnya enak banget, tapi kalau (makanan) dibawa pulang, rasanya hambar. Itu salah satu cirinya," jelasnya.
Tonton video 'Pedagang Cuanki Akhirnya Ngaku Ludahi Pesanan Buat Penglaris':
Meski dinilai tak higienis dan cenderung menularkan penyakit, kata Jawat, ludah juga menjadi salah satu media pengobatan. Dia menyebut ludah dari tokoh atau yang disebut guru itu digosokkan ke kedua tangannya lalu diusapkan ke pasien yang sakit. Dia pun menyebut penggunaan mantra juga sudah lama dikenal di Indonesia.
"Mantra itu macam-macam. Sebelum agama masuk ke Indonesia, bangsa kita sudah punya mantra. Mereka percaya dengan hal-hal yang metafisik di luar kemampuan manusia, dan mereka meminta bantuannya melalui mantra," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, video pedagang bakso meludahi mangkuk itu sempat viral di media sosial. Dalam video, terlihat gerakan wajah pelaku mendekat ke mangkuk yang dinarasikan bahwa pelaku meludahi mangkuk pembeli.
![]() |
Saat dimintai klarifikasi polisi, pedagang bernama WS itu akhirnya mengakui meludahi mangkuknya. Dia mengaku mendapatkan perintah dari guru spiritualnya untuk penglaris.
"Pelaku meludahi mangkuk bakso tersebut sesuai dengan amalan/ajaran yang dipelajari pelaku dari gurunya yang bernama Joko (guru spiritual/dukun) pada saat berada di kampungnya, daerah Jawa Barat, kurang-lebih 1 minggu yang lalu," kata Kapolsek Kembangan Kompol Imam Irawan saat dihubungi detikcom, Jumat (26/6).
Namun, belakangan penyelidikan kasus pedagang yang meludahi bakso cuanki ini disetop polisi. Polisi tidak menemukan unsur pidana terkait kejadian dan pihak korban pun tidak melapor.
Polisi pun sudah mempertemukan korban NH dengan pelaku WS. Dalam kesempatan itu WS sudah meminta maaf kepada korban.
"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Ibu yang sudah (saya) ludahin (mangkuk baksonya)," ujar WS setelah dibebaskan polisi di Mapolsek Kembangan, Jakarta Barat.
Terpisah, Kapolsek Kembangan Kompol Imam Irawan menyebut korban telah memaafkan pelaku. Adapun, tujuan korban menyebarkan video pelaku di media sosial semata-mata untuk memperingatkan warga untuk berhati-hati saat membeli jajanan di luar.
"Iya korban cuma mau mengingatkan aja supaya lebih hati-hati, kalau beli makanan itu sambil dilihat proses penyajiannya," kata Imam, Jumat (27/6).
Pelaku WS (21) akhirnya dipulangkan ke keluarganya pada Jumat (26/6) malam setelah menjalani serangkaian pemeriksaan selama 1X24 jam. Dia juga sempat menjalani rapid test sebelum akhirnya pulang.