Tiga makam tanpa nama secara tak biasa berada di tengah pertigaan jalan kampung RT 03 RW 02 Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo. Ternyata makam yang berusia sekitar 100-an tahun lalu itu milik tiga bayi.
Menurut Wulastri, warga yang tinggal berseberangan dengan makam, bayi-bayi tersebut meninggal karena hanyut di sungai. Ketiganya tidak ditemukan secara berbarengan.
"Dulu kan ini sungai, Jalan Kalilarangan itu sungai. Ketiganya bayi, hanyut di sungai, tapi tidak dalam waktu bersamaan," kata Wulastri, Jumat (4/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya makam mereka hanya rata dengan tanah, hingga akhirnya dibangun oleh orang tua Wulastri.
Tonton juga 'Walkot Solo Belum Akan Relokasi Makam Tak Lazim di Pinggir Jalan':
"Dulu masih rata dengan tanah, dilewati orang, diinjak. Bapak saya kan kejawen, dapat bisikan disuruh memperbaiki makam," ujar wanita berusia 70 tahun itu.
Sekitar tahun 1966, makam tersebut diberi kijing oleh ayah Wulastri, Cokrodipuro. Sementara ibunya menanam pohon di samping makam.
Saat ayahnya masih hidup, warga sempat ingin memindahkan makam itu karena mengganggu jalan. Namun akhirnya batal karena dikhawatirkan terjadi sesuatu hal buruk.
"Saat mau dipindahkan, bapak saya bilang silakan tapi tidak tanggung jawab kalau terjadi apa-apa. Karena saat bikin kijing ini saja, keluarga tukangnya langsung kesurupan," ujar Wulastri.
Hingga kini hanya Wulastri yang masih merawat makam itu. Meskipun, banyak juga yang seminggu sekali datang untuk berziarah.
"Setiap hari saya yang bersihkan, nyapu. Kadang kalau malam Jumat ada yang ziarah," ujar dia.