Polisi menduga bungkusan kain kafan berisi bangkai ayam, mantra hingga foto cewek yang dikubur di makam Kudus digunakan untuk santet. Pakar budaya UGM menyebut media seperti bangkai ayam, jarum, foto hingga mantra memang biasa digunakan sebagai media santet.
"Iya (bangkai ayam, foto cewek, hingga mantra biasa digunakan untuk media santet). Santet itu kan ada yang dipakai untuk membuat orang lain senang, sakit, menderita atau pun meninggal," kata dosen Jurusan Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Abdul Jawat Nur, kepada detikcom, Selasa (30/6/2020).
Jawat menuturkan ada sejumlah tujuan santet dari membuat orang jatuh cinta hingga meninggal. Dia menyebut salah satu sarananya dikubur di makam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sarananya memang dikubur di makam," terangnya.
Lalu bagaimana kiat untuk menghindari santet?
"Ya kita sebagai umat yang beragama jangan lupa selalu berdoa sebelum beraktivitas, karena doa bisa menjadi benteng kita dari energi negatif," terangnya.
Tonton video 'Makam Seram di Kota Madiun Penuh Warna-warni dan Jadi Tempat Selfie':
Bungkusan kain kafan berisi bangkai ayam, mantra, hingga foto cewek yang terkubur di makam Desa Bakalan Krapyak, Kudus itu ditemukan pada Kamis (18/6) malam. Ada sembilan bungkusan kain kafan yang ditemukan terkubur di makam desa tersebut.
Salah seorang penggali makam setempat, Taufik, menyebut sempat melihat rombongan orang yang datang membawa karung ke makam. Peristiwa itu terjadi pada Senin (15/6) pukul 01.30 WIB.
"Sebelumnya, yang tahu saksinya Pak RT. Setelah ada kejadian to, iku aku duduk kono (waktu saya duduk, di sana lokasi penguburan bungkusan misterius) diberi tahu bahwa ada orang masuk bawa mobil Katana, ada tiga orang, usung-usung sak (bawa karung)," ujar Taufik saat ditemui detikcom di Makam Sedioluhur, Bakalan Krapyak, Kudus, Sabtu (20/6).
Hingga saat ini polisi masih mencari pengubur kain kafan misterius tersebut. Polisi juga masih memeriksa sejumlah saksi.
"Sudah kami telusuri, nanti kami cari siapa mereka. Nanti kalau sudah ketemu, akan kami sampaikan," kata Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma di Kudus, Rabu (24/6).
Aditya masih mempelajari soal pasal yang akan digunakan polisi. Sebab, menurutnya, kasus ini berkaitan dengan hal mistis.
"Pasalnya masih kami pelajari karena pasal santet. Ya masih penyelidikan, siapa yang membuang. Nanti ya saja jelasnya, karena ini masih dalam penyelidikan," terangnya.