Lagu Yamko Rambe Yamko menjadi perbincangan karena disebut-sebut bukan berasal dari Papua. Dari sisi musiknya, etnomusikolog Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Zulkarnain Mistortoify, menilai notasi lagu itu banyak terpengaruh Barat.
Zulkarnain mengatakan kemungkinan hal tersebut terjadi karena bangsa Barat lama berdiam di tanah Papua. Dia menilai wajar jika Yamko Rambe Yamko bernada diatonis.
"Lagu ini pengaruhnya dari Barat cukup banyak, mungkin karena banyak misionaris di sana. Kalau dibandingkan dengan lagu Papua yang masih pedalaman, berbeda sekali," kata Zulkarnain saat dihubungi detikcom, Senin (29/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Zul tidak berani menyimpulkan apakah Yamko Rambe Yamko bukan berasal dari Papua. Sementara yang menjadi polemik saat ini, bahasa dalam lagu tersebut dinilai bukan bahasa suku di sana.
"Kalau asalnya saya tidak bisa memastikan. Kalau soal bahasa mungkin ahli bahasa akan lebih paham," ujar dia.
Menurutnya, persoalan lagu daerah ataupun lagu nasional sudah muncul sejak lama. Dia bahkan memperkirakan ke depan masih akan muncul kembali orang yang mempersoalkan lagu daerah.
Zul menganggap hal tersebut terjadi karena Indonesia memiliki kebudayaan majemuk dan dinamis. Termasuk dalam lirik lagu, bahasa dapat saja berubah sesuai dengan zamannya.
"Bisa saja bahasa dalam lagu itu sudah berubah seiring waktu. Dalam lagu lama berbahasa Indonesia pun banyak kata-kata yang mungkin tidak diketahui anak zaman sekarang, bahasa juga dinamis," ujar dia.
Terlebih, kata dia, Indonesia cenderung memiliki budaya lisan ketimbang budaya tulis. Akibatnya, banyak sejarah yang tidak tercatat dan menjadi masalah di kemudian hari.
"Apalagi untuk lagu-lagu yang anonim, akan sulit untuk mengeceknya. Lagu-lagu tradisional kan kebanyakan dari mulut ke mulut, diturunkan ke generasi selanjutnya," pungkas dia.